Sekarang adalah hari sabtu
dan kemarin adalah hari jumat. Tadi pagi hujan turun deras sekali dan sekarang
sudah lepas dari jam 7 pagi dan hujan sudah mereda. Tadi pakai saya memakai
sarung dan baju koko saat berangkat shalat shubuh di masjid dan sekarang saya
sudah menggantinya dengan pakaian lain. Kemarin rasanya saya agak males dan
hari ini ternyata sudah jauh lebih baik.
Ahaa.... perubahan selalu
terjadi,perubahan bahkan terjadi setiap saat dalam diri kita. Bukankah
bertambah satu detik dalam kehidupan kita itu artinya kita sudah mulai
menjelajah masa depan kita. Waktu terus bertambah, detik yang berlalu adalah
masa lalu. Pertanyaannya sekarang adalah dalam posisi apa kita saat ini?
Sebagai INVESTOR WAKTU atau PENGHABIS WAKTU?
Kalau kita memposisikan
diri sebagai PENGHABIS WAKTU, maka menjadi samalah kita dengan orang-orang di
luar sana yang membiarkan waktunya hilang percuma, mereka yang mengisi waktunya
dengan aktivitas yang tidak memberikan nilai guna bagi dirinya maupun bagi
orang lain.
Sedangkan saat kita
memposisikan diri kita sebagai INVESTOR WAKTU maka kita akan melakukan yang
namanya INVESTASI WAKTU bukan? Mulai melihat waktu sebagai komoditas yang AMAT
SANGAT MAHAL DAN BERHARGA. Maka seorang INVESTOR WAKTU akan berupaya bagaimana
mengisi dan menggunakan waktunya untuk aktivitas yang bermanfaat dan berdaya
guna untuk dirinya maupun orang-orang di sekitarnya.
Jadi, saat kita benar-benar
menghayati aktivitas kita dalam INVESTASI WAKTU Ini, tentu akan menjadikan diri
kita yang akan terus TUMBUH dan BERMANFAAT bukan?
Saatnya melanjutkan
hidup...ah tidak hanya melanjutkan, tetapi juga mengisinya dengan aktivitas
yang bermanfaat sebagai perwujudan rasa syukur kita kepada Allah untuk semua
titipanNya berupa tubuh, akal, pikiran dan termasuk juga WAKTU.
Fiuuuh... Lega.... akhirnya blog ini bisa kembali mengudara...
Sambil berjanji pada diri sendiri untuk tidak menyia-nyiakan lagi keberadaan blog ini...
Oke.. mari dilanjut...
Mungkin diantara sahabat semua ada yang bingung dengan istilah "mak bedunduk" yang terpampang di judul tulisan ini. Begini, itu adalah istilah dari kosakata bahasa Jawa yang kurang lebih artinya adalah tiba-tiba muncul. Istilah lain yang serupa adalah istilah apapun yang biasanya diawali dengan "mak", misalnya mak jegagik, mak prongkol, mak glodak... dan lain sebagainya.
Sebagaimana sahabat telah ketahui bahwa tiada kata tanpa makna, tiada makna tanpa prasangka. Maka bolehlah istilah "mak bedunduk" ini kita gunakan sebagai salah satu kata yang pada akhirnya bisa memberikan sebuah makna yang berdaya untuk kita semua.. (macam iklan saja)..
Baiklah, tidak ada yang terjadi dengan tiba-tiba. Orang tidur dengan mendengkur saja, tetap ada prosesnya. Orang bernafas saja, tetap ada prosesnya dalam tubuh kita. Let's see!! dua contoh tadi adalah contoh yang sangat sederhana sekali bukan? Nah, kalau yang sederhana saja membutuhkan proses, apalagi untuk sesuatu yang 'terlihat' kompleks.
Proses ini bisa disebut pula sebagai keteraturan pola. Misalnya saja ada orang yang setiap hari bisa mudah bangun pagi, beliau bisa seperti itu karena beliau sudah terbiasa dengan pola bangun pagi dalam kurun waktu yang lama. Pun juga kalau ada orang yang selalu tampak semangat, karena beliau telah menerapkan pola semangat tersebut dalam keseharian beliau.
Maka kesadaran dari diri kita untuk melakukan investigasi atau bahasa sederhananya mengamati terhadap pola kita untuk sebuah perilaku akan menjadi salah satu landasan sederhana untuk kemudian mudahkan kita menguatkan atau menggantinya, sesuai dengan keinginan apa yang hendak kita wujudkan.
Jadi kalau ingin pasangannya setia, maka terapkanlah pola setia dalam diri dengan bumbu kasih sayang dan doa. Kalau ingin rajin menulis, maka terapkanlah pola harus menulis setiap hari.... SIaaaap??!!! Eh... by the way, sepertinya saya sedang bertanya dengan diri sendiri... :D