Tak terasa beberapa hari lagi kembali akan bertemu dengan sebuah peristiwa yang disebut sebagai pesta demokrasi. Sebut saja namanya PEMILU.. (jiaah..emang namanya itu kalii..haha..). Setiap 5 tahun sekali negara Indonesia ini mengalaminya. Tujuannya (yang saya tahu) untuk menyelenggarakan sistem demokrasi dalam pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia.
Saya sendiri termasuk awam dengan dunia perpolitikan di tanah air ini. Kaitannya dengan pemilu ini, kalau dulu saat kecil saya termasuk yang antusias menyambutnya. Waa.. bakal ada rame-rame, bakal ada muter-muter kota naik mobil (baca :kampanye), bakal ada posko di mana-mana, bakal ada bendera warna-warni di mana-mana. Demikianlah bayangan seorang saya kecil di masa lalu.
Seiring bertambahnya usia saya, entah mengapa saya termasuk bagian dari orang-orang yang tidak terlalu antusias menyambut pemilu ini. Pemilu yang seharusnya menjadi titik kemajuan lanjut sebuah bangsa, seakan justru menjadi titik awal kembali untuk pembangunan bangsa.
Masing-masing pihak sibuk memperjuangkan kepentingannya masing-masing. Tak peduli sikut sana, sikut sini yang penting kepentingan pribadi dan golongan terwakili. Pergantian pemimpin, pergantian 'wakil rakyat' tidak selalu identik dengan pergantian nasib bangsa menjadi lebih baik lagi. Saya pun meragukan istilah 'wakil rakyat' ini. Pertanyaannya kalau mereka menyebut 'wakil rakyat' adalah Rakyat yang mana yang mereka wakili? Seberapa banyak jumlahnya? Seberapa tahu mereka dengan kondisi detail wilayah yang mereka menjadi wakilnya?
Okelah, mungkin masih ada satu dua orang yang memang benar-benar amanah dengan apa yang diembannya. Mereka yang ingin berbuat untuk memajukan bangsa Indonesia ini. Mereka yang ingin melibatkan diri dalam birokrasi yang sudah semakin tak bertata krama. Vicious Circle, demikian beberapa rekan saya menyebut sistem birokrasi di bangsa Indonesia ini.
Input SDM yang baik tidak selalu melahirkan output yang berkualitas sama. Mereka yang bisa bertahan dalam sistem adalah mereka yang sudah siap dengan segala tekanan yang akan datang padanya, atau mereka yang kemudian mau berjuang sehingga memiliki posisi yang cukup mapan dalam institusinya. Itupun masih tak luput dari jeratan-jeratan kasus 'ciptaan' yang akhirnya menjatuhkannya juga.
Pesimis amat? Hehe...ngga juga kok. Hanya ingin menyalurkan uneg-uneg saya. Tidak ada gunanya juga terus mengeluh dan mengkritisi saja tanpa melakukan apapun. Saya yakin masih ada jalan yang akan diberikanNya kepada bangsa Indonesia ini untuk menjadi lebih baik. Tentu saja, kontribusi positif anak bangsa ini sangat diperlukan. Negara memerlukan mereka yang tidak egois tapi juga mau berbagi, sekecil apapun itu. Entah lewat tulisan, entah lewat perkataan, entah lewat tindakan positif apapun itu.
Mari beraksi untuk Indonesia sobat!!
No comments:
Post a Comment