Beberapa waktu ini, saya banyak menjumpai beberapa rekan yang mengeluh mengenai pekerjaan yang mereka jalani hingga saat ini. Salah satu rekan yang bekerja di perusahaan perbankan menyatakan diri ingin sekali keluar dari pekerjaan yang dijalaninya. Alasannya bervariasi, mulai dari lingkungan kerja yang tidak cocok kemudian waktunya terbatas sekali untuk keluarga dan beberapa alasan lain.
Tak lama mendapatkan informasi juga dari salah seorang teman bahwa temannya yang bekerja sebagai seorang marketer saat ini sedang mengalami depresi ringan. Penyebabnya, kata teman saya, karena dia merasa terbebani dengan target yang diberikan kepadanya oleh perusahaan. Dalam satu bulan, beliau dituntut untuk bisa menghasilkan pendapatan dalam nominal khusus yang sudah ditetapkan perusahaan. Perasaan tertekan membuatnya gelisah setiap malam.
Selalu menjadi topik yang menarik saat membicarakan mengenai makna kerja. Saya pun beberapa kali mengalami kondisi 'galau' terkait dengan pemaknaan terhadap kerja ini. Lebih spesifik adalah galau mengenai apa pilihan aktivitas yang paling pas menurut saya dengan kemampuan yang saya miliki ini. Perlahan, Alhamdulillaah... kepingan-kepingan pemahaman itu DIA berikan kepada saya. Belum sepenuhnya menyatu memang puzzle-puzzle itu, dan bahkan bisa jadi tak akan ada ujungnya. Berikut akan saya share-kan beberapa hal tentang bagaimana kita memaknai kerja kita.
1. Pahami bahwa hidup itu bukanlah tentang karier, tapi merupakan Misi
Memahami bahwa hidup adalah hanya tentang karier akan membuat kita lebih banyak berfokus kepada diri sendiri dan tidak selalu mau peduli pada orang lain. Padahal, kita diciptakan di dunia ini dengan sebuah misi yang diembankan olehNya, menjadi wakilNya, sebagai khalifatullah di muka bumi. Agar kita berhasil mencapai misi tersebut, tentu diperlukan sumber daya.
Maka Dia berikan begitu banyak hal mulai dari keberadaan faktor fisik/tubuh, ilmu-ilmu yang bermanfaat, pengalaman-pengalaman riil di lapangan dan masih banyak lagi. Dengan tujuan apa Dia berikan begitu banyak sumber daya kepada diri kita? Tentu saja agar kita lebih optimal dalam 'mewakili'Nya. Seperti ibarat mobil angkutan yang merupakan sarana penumpang untuk sampai tujuan, maka setiap penumpang yang naik di mobil tersebut tentu harus membayarnya.
Karena manusia sudah diberikan banyak 'tumpangan' alias bonus kehidupan, maka sudah seharusnya dia 'membayar'nya. Bagaimana cara membayarnya? Yaitu dengan MELAYANI. Anggaplah yang namanya melayani ini adalah ongkos yang harus Anda bayarkan atas seluruh titipan yang diberikanNya. Jadi bekerjalah Anda dalam rangka menjalankan misi hidup yaitu dengan melayani.
2. Kerja adalah ibadah meliputi Bersyukur, Belajar dan Berbagi
Kerja adalah bagian dari ekspresi syukur kita atas segala titipanNya dan mendayagunakannyauntuk sesuatu yang bermanfaat. Saat bekerja, kita juga berpeluang besar untuk Belajar lebih banyak hal baru yang akan meningkatkan kualitas hidup kita. Belajar adalah merengkuh, mengumpulkan. Maka setelah belajar, maknai kerja sebagai Berbagi. Sama halnya dengan pembahasan di atas, berbagi adalah bermakna melayani.
Kesemuanya terangkum dalam satu kata IBADAH. Sebagai manusia yang tidak tahu persis dimanakah seharusnya kita berperan saat kita hidup ini, maka lakukan sebanyak mungkin kebaikan (termasuk bekerja) agar kita memiliki semakin banyak 'timbunan' kebaikan.
Bedakan dengan para nabi/ rasul, beliau sudah tahu persis apa tugas yang harus mereka emban yaitu menyebarkan agama. Sedangkan kita?
3. Melayani berarti kita ramah dengan perantara Rizki
Organisasi dibentuk pada dasarnya untuk melayani orang lain. Maka objek dari kerja adalah orang lain yang memang perlu untuk dilayani. Alurnya menjadi begini KERJA-MELAYANI-YANG DILAYANI-GAJI/Rezeki. Itu artinya orang yang kita layani sebenarnya adalah salah satu perantaraNya untuk tersampaikannya rizki kepada kita. Menghargai dan menghormati mereka, pad adasarnya adalah menghormati pencipta.
4. Kerja itu Amanah
Saat kita bekerja dan diberikan gaji, katakan minimal 1 juta, maka kinerja seharusnya adalah harus bernilai 1 juta. Bagaimana kalau lebih besar nilai kinerjanya dibandingkan nilai nominal yang tertera di gaji? Tenang saja, lakukan saja dengan ikhlas, Anda akan dapatkan kompensasi melalui jalur-jalur yang lain.
Bagaimana jika sebaliknya? Maksudnya adalah jika nilai nominal yang tertera di gaji lebih besar daripada nilai kinerja. BErhati-hatilah dengan hal ini, semoga rizkinya tetap penuh berkah. Jangan sampai akhirnya gaji habis karena begitu banyaknya pengeluaran-pengeluaran tak terduga dalam keseharian.
No comments:
Post a Comment