Kegiatan Inspirator Muda Purworejo |
Membaca sebuah postingan dari salah satu pengajar Inspirator Muda Purworejo, sebuah surat dari salah satu siswa SD yang kami ajar. Surat itu kurang lebih berbunyi begini :
Surat untuk mamaku di muntilan. Mama aku bercita-cita untuk menjadi TNI Angkatan Udara. Dan kalau mama bertanya kenapa aku ingin menjadi TNI, itu karena aku ingin memimpin Indonesia yang baru di masa depan
(Surat dari Fachri, kelas 3 SD)
Ah, sungguh mengharukan kata-katanya. Anak sekecil itu sudah memiliki visi besar dibalik cita-cita yang ingin dicapainya. Fachri tidak hanya berpikir tentang dirinya sendiri, tapi sudah berpikir untuk kemajuan bangsa Indonesia ini. Tulisan seorang anak kecil yang sungguh menggugah dan seharusnya menyadarkan kita semua yang sudah memasuki usia dewasa.
Seandainya saja ada 10 orang saja seperti Fachri di setiap SD di Indonesia, betapa negara Indonesia ini akan kaya dengan generasi penerus yang unggul. Walaupun untuk saat sekarang ini untuk mewujudkan hal tersebut membutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh pihak yang terkait dalam sistem pendidikan di negara ini. Harus disadari, lingkungan di sekitar anak-anak bangsa ini jauh dari posisi mendukung untuk menjadikan mereka sosok generasi unggul dan ber-visi kebangsaan seperti yang Fachri sampaikan.
Media cetak dan elektronik berlomba-lomba menayangkan tontonan-tontonan yang tidak berpihak pada pendidikan karakter anak bangsa. Berita-berita yang sering ditampilkan justru berpotensi melemahkan karakter para calon pemimpin bangsa ini. Seolah-olah negeri ini sudah begitu bobroknya. Korupsi, seksualitas, kriminalitas, kehidupan glamor para selebritis, menjadi rangkaian informasi yang sangat akrab di mata dan telinga masyarakat Indonesia.
Seberapa sering media cetak dan elektronik menayangkan keberhasilan-keberhasilan anak bangsa mengharumkan nama Indonesia? Seberapa sering media mengekspose para pelopor yang menggerakkan masyarakat untuk maju? Seberapa sering media mengekspose penemuan-penemuan berharga yang dihasilkan oleh para peneliti atau civitas akademika bangsa Indonesia? Kalaupun ada, jumlahnya masih belum sebanding dengan informasi negatif yang ada.
Seorang pengisi kolom resonansi di koran republika pernah membuat sebuah survey kecil-kecilan untuk menentukan tema apa yang sebaiknya beliau pilih di kolom resonansi yang akan tampil minggu depan. Ada dua pilihan, satu adalah mengenai keberhasilan timnas u-19 dan satunya adalah tentang bunda putri, sosok yang dikaitkan dengan korupsi beberapa pejabat di tanah air.
Sebagian besar dari responden memilih tema tentang keberhasilan timnas U-19. Mereka beralasan, sudah saatnya berbicara mengenai optimisme dan mempromosikan kebaikan tentang negara ini. Tak akan ada banyak manfaatnya terus mengeksploitasi sisi kelam negeri ini.
Kesadaran mengenai hal seperti ini adalah modal yang penting untuk kemajuan bangsa ini. Bagaimana kemudian mengganti fokus dari "sisi kelam" ke "sisi terang" Indonesia. Perlu dipikirkan juga sebuah sistem pendidikan yang bisa memunculkan jiwa nasionalisme di kalangan generasi penerus bangsa ini. Sehingga kelak di kemudian hari, ada sebuah harapan munculnya semakin banyak Fachri baru yang akan menjadikan Indonesia semakin Jaya!!
No comments:
Post a Comment