Tuhan
ciptakan kita dengan sebuah maksud di sana. Ada sebuah ketentuan yang telah
ditetapkan olehNya, jauh sebelum kita terlahir di dunia ini. Jauh sebelum
sesosok bayi kita terlahir dari rahim ibu kita semua. Sebuah ketentuan atau
takdir yang harus kita jalani dalam hidup ini. Tahukah kita mengenai bagaimana
persisnya takdir yang telah ditetapkanNya itu? Tentu saja tidak dan karena
memang itu bukan wilayah kita untuk tahu apa persisnya. Wilayah kita adalah menjalani
dengan sepenuh hati apapun yang sedang kita alami saat ini kemudian selalu
mempasrahkan diri kepada tuntunanNya.. tuntunan illahi..berpasrah.
Manusia
memang boleh berkehendak dan itu adalah sesuatu yang wajar karena kita memiliki
akal. Akal itu pun juga anugerahNya, maka sudah seharusnya jika akal tersebut
kita gunakan untuk berpikir, untuk memiliki kehendak atau keinginan. Walaupun
akan selalu ada dua hal ini, keinginan kita atau agenda kita sebagai manusia
dan ketetapan Tuhan atau agenda Tuhan. Lalu agenda siapa yang kira-kira akan
memenangkannya? Hehe… tak perlu diperdebatkan lagi, tentu agenda Tuhan atau
ketetapanNya-lah yang akan menang, bukan agenda kita.
Lalu
bagaimana caranya agar kita bisa bersinergi dengan agendaNya? Cara paling
mudah, mari kita selalu ingat untuk memohon “Ya Allah… tuntun hamba, agar
pikiran hamba, kehendak hamba, perilaku hamba, bisa selalu dekat dengan
kebenaranMu, selaras dengan kebaikan, kesehatan, dan kebahagiaan”. Akh, apapun
itu, mari kita izinkan diri kita untuk selalu ‘dituntun’ olehNya dalam
menghadapi setiap hal yang telah disusunkanNya untuk kita selama kita hidup di
dunia ini. Kehormatan dan pengakuan yang akan kita terima, bukanlah mengenai
kedudukan atau materi, melainkan mengenai kesediaan kita untuk melakukan
tawaran Tuhan dan memenuhi tugas yang telah diberikanNya kepada kita dalam
kehidupan kita.
Lho
kalau begitu mending kita berpasrah saja kan dengan kehendakNya? Betul, memang
kepasrahan itu harus ada dalam setiap tindakan kita. Namun pasrah di sini bukan
berarti doing nothing, tapi justru kebalikannya, yaitu dengan menyadari setiap
potensi yang ada dalam diri kita. Kemudian
menjalankan setiap aktivitas dengan kesadaran bahwa ini adalah salah
satu bagian untuk memenuhi ketentuanNya. Selanjutnya berfokus kepada proses
terbaik yang bisa kita lakukan. Berpasrah bukan berarti diam, melainkan kita
bicara mengenai memaksimalkan potensi atau kekuatan kita, bagaimana memunculkan
peluang-peluang baru, memunculkan alternative pilihan-pilihan dalam hidup dan
mengelola hati untuk memunculkan kebijaksanaan dalam diri.
Mari
terus bertumbuh, selesaikan setiap ‘kelas’ yang harus kita selesaikan dalam
hidup. Tak usah iri hati dengan keadaan orang lain di luar kita. Biarkan mereka
dengan ‘kelas’ mereka, mereka sudah ditentukan dengan jalan mereka. Barangkali
mereka sudah selesaikan ujian-ujian di tiap ‘kelas’ yang sekarang ini baru kita
alami. So, mari berfokus untuk hadapi setiap tantangan dalam hidup ini. Mari
selesaikan dengan kemampuan terbaik yang kita miliki. Dengan kesadaran bahwa
semua adalah dariNya dan akan kembali kepadaNya.
Sugeng Enjaang
*Salaman*
No comments:
Post a Comment