taken from langitberita.com |
Alkisah
terdapatlah sebuah kerajaan Bumi yang mempunyai putera Mahkota yang bernama
Pangeran Bumi. Pangeran Bumi mempunyai kebiasaan khusus jika ingin mendapatkan ide-ide
baru dalam rangka menjalankan tugas-tugas dari Raja Bumi, kebiasaan itu adalah
menyendiri di sebuah tempat yang nyaman dan berada di atas. Pada suatu malam
saat Pangeran Bumi sedang duduk di sebuah tempat yang semua unsur bangunannya
terdiri dari kayu, datanglah dua orang wanita dimana yang satu sudah sangat
dikenalnya sedangkan sosok yang satunya belum pernah dikenalnya. Wanita yang
sudah dikenal oleh Pangeran Bumi pun memperkenalkan temannya yang ternyata
bernama Puteri Bulan. Mereka kebetulan ingin mampir sejenak di Bumi setelah
beberapa saat melakukan perjalanan dari bulan. Setelah kenal akhirnya mereka
bertiga berbincang dengan akrab. Singkat cerita, pertemuan ini menjadi
pertemuan yang begitu berkesan bagi Pangeran Bumi dan ternyata dalam lubuk hati
sang Pangeran, muncul perasaan yang berbeda terhadap sang Puteri Bulan.
Waktu
terus berlalu, dari pertemuan yang tidak sengaja ini, Pangeran Bumi lalu
mencari cara bagaimana bisa bertemu dengan Puteri Bulan. Akhirnya dikirimkanlah
utusan untuk menyampaikan surat ke Puteri Bulan dan ternyata surat Pangeran
Bumi pun berbalas dan walaupun tidak setiap saat bisa berkirim surat, sejak
saat itu hubungan Pangeran Bumi dan Puteri Bulan menjadi semakin dekat. Apa
yang dirasakan oleh Pangeran Bumi terhadap Puteri Bulan pun menjadi semakin
kuat dari saat ke saatnya.
Suatu
hari, Pangeran Bumi mendapatkan kabar bahwa Puteri Bulan akan mengadakan
perjalanan ke Bumi bersama rombongannya. Betapa bahagianya sang Pangeran
mendengar kabar tersebut, karena memang sudah sangat lama tidak bertemu dengan
Puteri Bulan.
Pertemuan
yang dinanti pun akhirnya terlaksana. Sebagai tuan rumah yang baik, Pangeran
Bumi pun mengajak tamu dan rombongannya mendatangi beberapa tempat yang menarik
di bumi. Kunjungan Puteri Bulan tidak berlangsung lama karena Puteri Bulan
harus segera kembali ke bulan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
Setelah
pertemuan yang kedua kalinya itu, Pangeran Bumi menjadi semakin tahu bagaimana
sosok Puteri Bulan yang sesungguhnya. Dan walaupun dengan jarak yang begitu
jauh, komunikasi di antara mereka pun tetap terjalin dengan baik. Beberapa kali
Pangeran Bumi berkunjung ke bulan dan begitu juga sebaliknya. Pangeran Bumi pun
merasa semakin yakin dengan perasaan yang dulu muncul di hatinya pada saat
bertemu dengan Puteri Bulan pertama kalinya.
Pada
suatu saat Pangeran Bumi bercanda dan menanyakan kepada Puteri Bulan, “wahai
puteri, bagaimana jika suatu saat ada seseorang yang datang dan mengaku juga
sebagai Pangeran Bumi dan ingin dekat dengan puteri?” Puteri Bulan yang
mendapat pertanyaan tersebut justru bertanya kembali kepada Pangeran Bumi
“Pangeran Bumi kan hanya satu, bagaimana kalau nanti justru ada banyak Puteri
Bulan yang datang kepadamu wahai pangeran”.
Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Pangeran Bumi merasakan dua perasaan
sekaligus, senang, sekaligus bertanya-tanya, apakah ini pertanda bahwa
perasaanku bersambut ya, tapi apa jangan-jangan juga hanya aku saja yang
berpikir berlebihan, gumam sang Pangeran.
Pangeran
Bumi akhirnya menemui Gurunya, Begawan Sukma dan menceritakan perihal Putri
Bulan kepada sang Begawan. Mendapat cerita dari muridnya, dengan bijak sang
Begawan menanyakan kepada Pangeran Bumi “pangeran, apakah engkau memiliki
perasaan yang berbeda kepada Puteri Bulan”. Sang Pangeran tampak tersipu
mendapatkan pertanyaan dari sang Guru, dia pun menjawab “ sejujurnya iya guru,
dari awal memang sudah ada rasa itu, dan sampai sekarang pun menjadi semakin
kuat adanya” jawab Pangeran Bumi dengan tenang. Begawan Sukma pun kembali
bertanya “ Lalu kenapa engkau tidak menyampaikannya secara langsung pangeran?”.
Pangeran Bumi pun menjawab “ Mohon ampun guru, pertimbangan hamba adalah karena
hamba masih ada beberapa tugas dari ayahanda Raja Bumi yang harus hamba
selesaikan dulu dan sambil hamba juga memantapkan diri hamba untuk
menyampaikannya, karena hamba berharap Putri Bulan-lah yang akan mendampingi
perjalanan hidup hamba ke depan”. Mendengar jawaban Pangeran Bumi, Begawan
Sukma pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
Melihat
gurunya masih belum memberikan tanggapan, Pangeran Bumi pun melanjutkan
perkataannya “ selain itu, yang hamba tahu sekarang, Putri Bulan sedang
menjalankan amanah juga di kerajaan bulan, hamba ingin memberikan kesempatan
juga kepada Putri Bulan agar Putri menyelesaikan dulu beberapa amanahnya,
sambil hamba juga mempersiapkan diri hamba sendiri, Puteri Bulan adalah seorang
wanita yang sungguh luar biasa, sepertinya hamba perlu lebih memantaskan diri
untuk mendapatkan cintanya, bagaimana kalau menurut Guru?” tanya Pangeran Bumi.
Begawan Sukma pun menjawab “Baiklah pangeran kalau memang itu keinginanmu, lalu
bagaimana jika ternyata Putri Bulan ternyata sama sekali tidak ada rasa apapun
kepada Pangeran dan ternyata sebelum pangeran menyampaikan maksud pangeran,
Putri Bulan justru memilih orang lain selain pangeran?” bertanya kembali sang
Begawan.
Pangeran
Bumi pun menghela nafas sejenak dan
kemudian menjawab pertanyaan sang guru “ Itu adalah resiko yang harus hamba
terima dengan ikhlas guru, hamba juga sadar sepenuhnya bahwa tidak ada larangan
apapun yang bisa melarang putri Bulan untuk tidak menerima pinangan orang lain,
tapi yang jelas, selama memang belum ada orang lain yang menyampaikannya kepada
Putri Bulan, hamba akan jaga perasaan ini baik-baik, karena perasaan ini adalah
anugerah dari Tuhan dan bukan hal yang mudah bagi hamba untuk bisa memunculkan
perasaan seperti ini” jawab pangeran Bumi.
“Jawaban
yang bijaksana pangeran, lalu bagaimana engkau akan memaknai hubungan kalian
ini” Begawan Sukma kembali bertanya kepada Pangeran Bumi. Mendengar pertanyaan
sang Guru, pangeran Bumi pun menjawab “ kami bersahabat Guru, saling membantu
dan mendukung sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan, dan karena Putri Bulan jauh
lebih muda dari saya, tentu hamba akan menganggapnya seperti saudara muda saya”
“Baiklah
Pangeran, dari jawaban-jawaban yang kau berikan, guru menganggapmu sudah bijak
dalam mengambil keputusan ini, pesan guru adalah jaga hubungan baikmu dengan
Putri Bulan, jikapun memang nantinya kalian akan berjodoh tentu akan
dipertemukan oleh Dia Yang Maha Kuat, sampai saat terbaik itu tiba, untukmu
pangeran, segera selesaikanlah tugas-tugas itu dengan sebaik-baiknya dan
pantaskanlah diri pangeran untuk bisa mendapatkan seseorang sebaik Puteri
Bulan, dan bukalah segala kemungkinan terbaik yang akan Dia berikan kepada
pangeran, kalaupun ternyata pada saat tersebut ternyata Puteri Bulan akhirnya
memilih yang lain, maka seperti yang pangeran sampaikan tadi, pangeran harus
dengan legawa menerimanya” Demikian nasehat sang Begawan.
“Baik
guru, tentu akan hamba laksanakan nasehat guru ini, mohon doa guru semoga kami
masing-masing mendapatkan pendamping hidup yang terbaik” demikian Pangeran Bumi
mengakhiri percakapannya dengan gurunya dan akhirnya mohon pamit untuk
menyampaikan jawaban dari pertanyaan Putri Bulan yang belum sempat dijawabnya itu….
Bagaimana
akhir kisah ini? Waaaah…. Tunggu inspirasi selanjutnya datang ya…hahahaha….
Kalau di dunia sekarang, penulis akan sarankan Pangeran Bumi untuk
mendendangkan lagunya “Senandung Rindu” yang dinyanyikan Tohpati bersama Putu
Sutha…. Hwehehehehe…..