Salah satu filosofi beliau yang sangat terkenal adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Sebuah filosofi yang maknanya sangat dalam dan sering dijadikan salah satu bahan dalam pembahasan mengenai kualitas kepemimpinan seseorang. Pemimpin itu di depan memberikan suri tauladan yang baik untuk menginspirasi yang dipimpinnya. Setelah yang dipimpin sudah terjaga untuk melakukan hal baik yang dicontohkan, maka dia membaur dengan yang dipimpin, memunculkan inspirasi bagi yang dipimpin. Lalu selanjutnya, tentu saja adalah selalu siap sedia untuk memberikan support atau dorongan bagi mereka yang dipimpin.
Kalau kita bicara tentang kepemimpinan, sudah jamak kita pahami bahwa setiap diri kita pada dasarnya adalah seorang pemimpin, minimal memimpin diri sendiri. Munculnya seorang pemimpin yang berkarakter, itu harus melalui sebuah proses. Sebuah proses yang diperlukan untuk memunculkan pemimpin yang berkarakter adalah adanya sebuah sistem pendidikan yang baik. Baik itu sistem pendidikan dalam sekolah, dalam organisasi, dalam keluarga, dalam diri dan lain sebagainya. Siapa yang bertanggung jawab menyusun dan mengaplikasikan sistem pendidikan yang baik? Negarakah? Depdiknas? Menurut saya, semua orang yang paham dan sadar akan pentingnya pendidikan perlu melibatkan diri memberikan sumbangsihnya dalam rangka menjadikan sistem pendidikan di negara ini menjadi lebih baik lagi. Apakah yang sudah senior saja yang berpikir dan memberikan sumbangsihnya terhadap pendidikan? Tentu saja tidak, bahkan yang muda pun bisa juga memberikan sumbangsih idenya.
Saya jadi teringat pada waktu saya diminta untuk berbagi di salah satu komunitas yang bernama Inspirator Muda Purworejo. Saya memang berasal dari Purworejo sehingga akhirnya diminta untuk berbagi di komunitas ini. IMP ini adalah sekumpulan anak muda Purworejo yang rata-rata sebagian besar masih menjadi mahasiswa di Yogyakarta, yang mereka mengabdikan diri dalam dunia pendidikan di daerahnya. Aktivitas kuiliah yang harus mereka jalani tidak menyurutkan semangat mereka untuk berbagi. Mereka mengalokasikan satu hari dalam seminggu (hari sabtu) uintuk pulang ke Purworejo dan berbagi ilmu dengan adek-adek Sekolah Dasar di beberapa daerah terpencil di Purworejo.
Dari cerita yang saya dapatkan dari mereka yang terlibat dalam gerakan ini, awal munculnya IMP ini dilatar belakangi keinginan mereka menjadikan daerah asal mereka menjadi lebih maju dari sebelumnya. Mereka sadar betul bahwa mereka bisa menjadi seperti sekarang ini karena bekali ilmu dan pendidikan yang telah mereka dapatkan sebelumnya. Baik itu semasa mereka menjadi siswa TK, SD, SMP, SMA dan tentu saja dari pendidikan orang tua dan lingkungan di daerah asalnya. Ada keinginan untuk melakukan semacam balas budi kepada daerah yang telah membesarkan mereka. Nah, karena mereka sadar bahwa mereka belum bisa memberikan sumbangsih dalam bentuk materi, maka jalur pendidikan inilah yang akhirnya mereka pilih.
Mereka mencari sekolah-sekolah dasar mana di Purworejo yang berada di lokasi yang cukup terpencil, dan sekolah yang terpilih itulah yang dijadikan tempat mereka untuk berbagi ilmu. Ilmu apa saja, baik terkait akademis maupun non akademis. Saya iseng bertanya kepada mereka? Lho pendanaannya dari mana untuk program ini? Hebatnya mereka menjawab seperti ini "Sementara ini, dengan dana pribadi kami masing-masing.Kami ingin tunjukkan dulu bahwa program ini benar-benar ada dan sudah berjalan, bermanfaat, serta mendapat apresiasi positif dari pihak sekolah dan masyarakat. Setelah itu, baru kami membuka keran donasi bagi siapapun yang ingin terlibat dalam kegiatan ini. Dalam jangka panjang tentu kami akan memerlukan, seiring dengan semakin berkembangnya cakupan kegiatan ini".
"Kami ingin ada program beasiswa, kami masih menemukan bahwa banyak SD terpencil yang masih minim sarana untuk pengembangan IT, kami menemukan begitu banyak potensi terpendam dari beberapa siswa yang seharusnya bisa dikembangkan, kami menemukan pola pengajaran guru yang masih perlu diperbaiki. Untuk bisa mencakup semuanya, tentu ke depan kami juga akan membutuhkan sumber daya materi, walaupun tanpa itu pun, tidak akan menyurutkan langkah kami untuk terus berbagi" demikia lanjutan penjelasan mereka.
Sungguh sebuah aktivitas generasi muda yang sangat perlu diapresiasi. Mereka tidak hanya berpikir untuk dirinya sendiri tapi sudah mulai berpikir untuk sebuah kemanfaatan dalam skala yang lebih luas. Semoga dari mereka-mereka inilah akan lahir para pemimpin bangsa yang lebih baik lagi. Selanjutnya dari adek-adek yang mereka didik ini, semoga juga bisa menjadi generasi penerus yang bisa melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan selanjutnya.
Semoga para generasi muda di daerah lain yang belum memiliki program seperti ini juga terinspirasi untuk melakukan hal yang identik dengan apa yang telah dilakukan rekan-rekan generasi muda Purworejo ini. Saat generasi muda sudah sadar sejak awal untuk terlibat dalam pembangunan bangsa ini. Semoga inilah awal untuk kemajuan bangsa Indonesia ini ke depannya.
Selamat hari pendidikan nasional!!
No comments:
Post a Comment