Tuesday, April 30, 2013
30 April 2013
Wah... setelah sekian lama, Alhamdulillaah..akhirnya dimudahkan juga untuk kembali berbagi cerita di blog ini. Bersyukur juga di facebook pun mulai semangat nulis lagi. Yupp, tetap dengan semangat target 100 tulisan selama 2013 , semoga terlaksana..hehe...
Olraittt, tak terasa ini hari sudah nyampe di penghujung bulan April ternyata. Sungguh cepat sekali berlalu ya sang waktu. Dengan begitu banyak kejadian yang telah kita alami sebelumnya, ternyata itu sama sekali tak menghambat sang waktu untuk memperlambat jalannya. Dan memang demikianlah sang waktu, dia sama sekali tidak akan kompromi dengan siapapun yang menyepelekannya, termasuk diri saya sendiri tentu saja.. (sadar diri). Tadi baru jam setengah lima, eh..sekarang tahu-tahu udah menjelang jam 7, nanti ga kerasa udah jam 10, ga kerasa udah sore lalu berkata "Lhoo..kok wis bengi maneh". Barangkali itu beberapa ungkapan-ungkapan yang sering muncul dalam benak kita (aaa.. kitaaa?? elu kali Baaay...hahahaha...).
Yah, waktu memang terlalu berharga untuk disepelekan. Karena saat kita masih 'ngeh' dengan waktu, semoga itu artinya kita masih diberikan kehidupan. Saat kita 'ngeh' bahwa waktu kita belum termanfaatkan dengan baik, semoga itu artinya masih ada 'suara' nurani yang masih aktif untuk mengingatkan diri kita. Mengingatkan akan sebuah amanah yang terembankan kepada diri kita, untuk senantiasa bersyukur atas segenap karuniaNya (baca titipanNya) yang tentu saja harus digunakan sebagaimana mestinya.
Kenapa ada pagi, siang, dan malam, tentu juga ada alasannya. Ya itulah siklus waktu yang memang harus ada. Sebagai manusia harus mawas betul dengan semua ini. Menelisik firman-firmannya.. Demi Masa, Demi Waktu Dhuha, Demi Malam... ah, betapa memang sangat pentingnya kita peduli akan waktu ini. Memanfaatkan waktu dengan semestinya, Pagi- Sore berakfitivitas penuh semangat nan penuh manfaat. Malam, mengistirahatkan diri sambil berinstropeksi diri, mengisi bahan bakar energi untuk aktivitas selanjutnya di esok pagi.
#Menyambut Bulan Mei yang (aamiin, insya Allah) semakin penuh berkah dan kebaikan
Thursday, April 11, 2013
The Art of Happiness (part 1)
Beberapa
hari yang lalu lembaga training kami (Super Success Indonesia) diundang untuk
berbagi di acara pertemuan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) wilayah Yogyakarta di
sebuah hotel di Kaliurang. Perjalanan bersama hujan, sambil menikmati
pemandangan di sepanjang jalan menuju lokasi cukup menghibur hati, apalagi
begitu sampai lokasinya, view-nya keren sekali, suasananya juga nyaman, sungguh
cocok untuk tempat menginap bersama keluarga.
Ah baiklah,
ada kurang lebih 40 peserta yang hadir di sana, sebagian besar ibu-ibu,
sebagian kecil juga ibu-ibu, artinya pesertanya ibu-ibu semua, sama sekali
tidak ada bapak-bapaknya. Seperti yang sering kita dengar dalam kehidupan
sehari-hari, lebih familiar kata “ibu bidan” dibandingkan “bapak bidan” bukan? Hehe…
Mengawali
dengan games-games ringan dan beberapa fun
story, akhirnya masuk ke sebuah materi tentang Quantum Happiness.
Tentu saja di sini saya tidak akan
membahas semuanya secara detail. Beberapa konsep umum saja akan saya sharingkan
di blog ini.
Sahabat-sahabat
semua barangkali pernah melihat film kungfu Panda, sebuah film yang sarat akan
nilai-nilai kehidupan. Salah satu ucapan yang cukup terkenal adalah “there are
no accident”. Artinya kurang lebih adalah tidak ada yang kebetulan di dunia
ini, SEMUA TERJADI KARENA SUATU ALASAN.
Cerita
sederhana berikut ini barangkali bisa memberikan ilustrasi untuk hal tersebut
di atas.
Syahdan di sebuah kota
tinggallah seorang bapak, seorang ibu, satu anak lelaki dan satu ekor kuda yang
gagah dan kuat. Bahkan cerita tentang kuda milik bapak ini sudah tersebar ke
seluruh kota. Cerita ini sampai juga ke salah seorang pembesar di kota itu.
Pembesar ini bermaksud membeli kuda milik sang bapak, tapi karena saking
sayangnya dengan kuda tersebut, berapapun pembesar itu ingin membelinya, sang
bapak tidak akan menjualnya.
Akan tetapi tanpa disangka oleh sang
bapak, beberapa hari kemudian, kuda kesayangannya ternyata sudah tidak ada
dikandang. Para tetangga yang mengetahui berita tersebut banyak yang
bersimpati, walaupun ada juga yang menyayangkan kenapa kemarin tidak jadi
dijual. Menanggapi ucapan-ucapan dari para tetangganya ini, bapak ini hanya
tersenyum sambil mengatakan “semua
terjadi karena suatu alas an, disyukuri saja”.
Beberapa hari setelahnya, ternyata
kuda kesayangan bapak itu kembali lagi ke rumah. Bahkan kuda itu tidak hanya
sendiri, tapi mengajak beberapa kuda liar yang juga gagah dan kuat. Melihat
kuda-kuda bapak tersebut jadi bertambah banyak, para tetangga pun mengucapkan selamat.
Bapak itu kembali tersenyum, lalu berkata, “semua
terjadi karena suatu alasan, mari terus bersyukur”.
Suatu hari, anak lelaki dari sang
bapak ini bermain di dekat kandang kuda dan secara tidak sengaja kakinya
terkena sepakan kaki salah satu kuda yang ada di kandang. Kaki anak lelaki ini
akhirnya pincang sehingga jalannya tidak bisa normal seperti dulu. Mengetahui
kabar berita ini, kembali para tetangga berdatangan memberikan simpatinya, ada
yang merasa kasihan, ada yang kembali menyayangkan, kenapa sebagian kuda-kuda
itu tidak dijual saja. Mendengar semuanya, kembali sang bapak tersenyum, lalu
berkata, “semua terjadi karena suatu
alasan, mari renungkan hikmah dan tetap bersyukur”
Beberapa minggu kemudian, ada sebuah
pengumuman dari pimpinan Negara bahwa seluruh pemuda yang tinggal di wilayah Negara
tersebut, termasuk kota tempat bapak tersebut tinggal, harus mengikuti wajib
militer. Para petugas dari Negara mendatangi rumah per rumah untuk mendata
pemuda-pemuda yang ada. Saat mendatangi rumah sang bapak dan melihat kondisi
anak lelakinya yang terpincang-pincang, akhirnya dicoretlah sang anak untuk
mengikuti wajib militer. Betapa bahagianya sang bapak, beliau tampak bersyukur.
Melihat bapaknya yang sangat bahagia, sang anak lelaki pun menghampiri bapaknya
dan berkata, “semua terjadi karena suatu
alasan ya pak, mari terus bersyukur”.
Selalu ada
alasan di setiap hal yang kita alami, setiap hal yang kita jumpai, setiap hal
yang kita lihat dan dengarkan dalam perjalanan hidup kita. Semuanya tidak ada
yang kebetulan, semua terjadi melalui sebuah mekanisme yang telah ditetapkan
olehNya. Kita diciptakan sebagai manusia, “diarahkan” untuk menjalani profesi
tertentu, itu adalah bagian dari skenarioNya, agar kita bisa menjadi
perwakilanNya di dunia ini, untuk menebarkan kasih sayang, memberikan manfaat
sebanyak-banyaknya.
…………to be
continued… (part 2)
Sunday, April 7, 2013
Kisah Pencari Mutiara
Orang pertama dia menyelam terlebih dahulu. Dia menyelam hingga hampir mencapai dasar laut. Setelah berenang beberapa saat, berputar mencari, akhirnya ditemukanlah sebuah benda kecil berbentuk bulat yang tampak berkilauan. Melihatnya, orang pertama ini akhirnya mendekati dan mengambil benda kecil tersebut.
"Ah... akhirnya kutemukan juga mutiaranya" gumamnya sambil berenang kembali ke atas dengan menggenggam erat benda kecil tersebut.
Tak berapa lama kemudian, muncullah orang pertama di dekat perahunya. Demi melihat temannya sudah muncul. Orang kedua ini pun akhirnya juga ikut menceburkan dirinya ke laut yang tenang tersebut. Sementara temannya mulai menyelam, orang pertama ini memutuskan untuk duduk-duduk saja di perahu sambil bersantai. Begitu sampai di perahu, dia buka genggaman tanggannya dan betapa terkejutnya orang pertama ini. Benda kecil bulat yang berkilauan tadi ternyata hanyalah sebuah kelereng kecil yang karena pengaruh kedalaman laut menjadi tampak bercahaya. Melihat hal tersebut, orang pertama ini begitu kecewa. Dia tidak menyangka, apa yang dia dapatkan ternyata bukan apa yang sebenarnya dia cari yaitu mutiara.Akhirnya dilemparkanlah kelereng itu ke dalam lautan.
Sementara orang kedua ini, dengan pengetahuan yang dimilikinya terus menyelam masuk ke dalam laut. Orang kedua ini paham bahwa untuk menemukan mutiara adalah dengan menemukan tiramnya terlebih dahulu. Tidaklah mungkin sebuah mutiara terlepas dan berada di luar tiramnya. Perlu waktu yang cukup lama untuk menemukan tiram yang menyimpan mutiara ini. Salah satu penyebabnya adalah tiram ini kalau dilihat dari luar memang tidak memiliki warna yang mencolok. Namun ketika ditemukan dan dibuka, maka di dalam tiram itulah mutiaranya.
Setelah beberapa waktu berputar-putar di area selamnya, akhirnya ditemukanlah tiram tersebut. Begitu menemukannya, akhirnya dibawalah tiram itu naik ke atas perahu. Sampai di atas perahu, dilihatnya sahabatnya sedang menyesali kecerobohannya. Benda yang dikira mutiara ternyata hanya kelereng biasa. Demi melihat sahabatnya kecewa, ditunjukkanlah tiram yang dibawanya kepada sahabatnya (orang pertama tadi). Melihat rupa tiram yang tak menarik itu, berkatalah orang pertama "Apa itu, sungguh tidak menarik sekali dilihat".
Mendengar pertanyaan orang pertama ini, orang kedua ini hanya tersenyum, kemudian menjelaskan, "sahabatku, sekilas benda ini memang tak menarik jika dilihat dari luar. Tapi mari kita lihat apa yang ada di dalam benda ini" demikian kata orang pertama sambil membuka tiramnya perlahan-lahan. Betapa terkejutnya orang pertama begitu melihat apa yang ada di dalam tiram tersebut. Ternyata didalam tiram tersebut ada benda yang selama ini mereka cari-cari yaitu mutiara yang begitu indah dan berkilau.
Thursday, April 4, 2013
Berapa IPK "Kelulusan" Kita?
Begitu banyak definisi mengenai hidup. Ada yang menyebutkan hidup adalah seperti perjalanan. Ada pula yang menyebutkan hidup adalah perjuangan. Beberapa ada yang menyebutkan bahwa hidup itu seperti lingkaran, bermula dari sebuah titik dan akan berakhir di titik yang lain. Selain itu, masih banyak definisi lain tentang hidup. Apapun itu, mari kita pilih mana yang paling bermanfaat untuk diri kita. Ini bukan tentang benar atau salah, ini hanya mengenai pilihan mana yang paling bermanfaat untuk diri kita.
Nah, seandainya hidup ini kita ibaratkan seperti perkuliahan, maka satu hal yang kita harapkan saat kita kuliah adalah nilai yang baik bukan? Setelah itu, mewujud dalam kelulusan dengan predikat yang memuaskan, sangat memuaskan, atau bahkan terpuji (cumlaude atau summa cumlaude). Sedari awal, kita 'dimasukkan' dalam sebuah universitas. Kita diminta belajar didalamnya, mencari, mempelajari seluruh ilmu pengetahuan sehingga kita memiliki pola pikir yang lebih baik lagi.
Begitu juga hidup, kita diciptakan lalu 'dimasukkan' dalam dunia untuk sementara. Kuliah itu juga sementara, tidak selamanya. Setelah beberapa waktu berlalu, akhirnya akan tiba juga saat kita diwisuda. Begitu juga dalam hidup, setelah 'dikira-kira' cukup, maka kita pun harus kembali (baca : meninggal) kepada Dia Yang Maha Hidup, Sang Pencipta. Pertanyaannya adalah apakah kita meninggal dalam keadaan su'ul khatimah atau khusnul khatimah nih. Kalau kita (aamiin, insya allah) meninggalnya dalam keadaan yang baik (khusnul khatimah) itu artinya kita lulus selama belajar di 'universitas kehidupan' ini dan layak melanjutkan ke jenjang berikutnya (baca : Akhirat). Lalu bagaimana kalau sebaliknya? Ya kalau diibaratkan seperti kondisi saat kita kuliah, berarti kita dianggap tidak lulus atau bahkan bisa juga malah kena drop out (DO).
Bagaimana kita bisa dianggap lulus? Tentu saja syaratnya adalah lulus semua mata kuliah. Semakin baik nilai kita, semakin baik pula predikat kelulusan kita. Akumulasi nilai sebutannya adalah IPK. So, pertanyaannya adalah berapa IPK 'Kelulusan' yang kita inginkan? Mari lebih giat lagi belajar. Kalau masih ada 'nilai kuliah' yang belum baik, yuk dibenerin lagi sehingga di 'akhir' nanti kita bisa punya bekal nilai yang baik. Untuk bekal melanjutkan perjalanan hidup berikutnya.
Wednesday, April 3, 2013
Happy Birthday My Lovely Sister
Ah...sengaja memang ingin tidur agak malam untuk menyelesaikan tulisan ini. Baru mulai nulis kira-kira 10 menit sebelum 3 April 2013...
(+) "Emang ada apaan Ji tanggal 3 April?"
(-)"Hehe... itu tanggal lahirnya adek ane Ji"
(+)"Wah...selamat ye Ji"
(-)"Iye makasih... tapi ane selesein nulis dulu yak"
Kurang lebih 25 tahun yang lalu engkau terlahir ke dunia ini adekku... dari rahim ibu kita yang penuh kasih sayang. Tentu kita beruntung yah memiliki ibu seperti beliau, sosok yang sangat berjasa sehingga menjadikan kita seperti sekarang ini. Juga figur seorang Bapak yang tak kalah sayangnya dengan Ibu. Jadi inget kata-kata ibu saat dulu aku pernah dimarahin sama Bapak dulu. Aku menangis dan ibu mendekat sambil membelai lembut "Le... Bapak tadi tidak bermaksud memarahimu, suara bapak memang kencang. Tapi yakinlah, tak akan ada satupun laki-laki di dunia ini yang kasih sayangnya bisa melebihi bapak kamu". Ah... jadi adem lagi aku saat itu.
Mungkin kau juga ingat saat-saat kita masih kecil dan "berebut" kasih sayang ibu, sehingga saat tidur ibu kita harus membagi dua tangan beliau, di kiri dan kanan beliau. Lucu sekali ya....
Ya... dan mungkin kau juga masih ingat gambar di samping ini. Entah ini usia berapa tahun ya saat itu. Aku mau ikut bapak saat itu dan seorang Wening kecil menangis ingin ikut menyusul. Dan akhirnya agar diam, diberikanlah satu buah balon merah dan di fotolah kita di depan almari yang sampai sekarang juga sepertinya masih eksis tuh di rumah Purworejo..hehehehe....
Karena mungkin kakakmu ini kau nilai sebagai seorang yang baik hati kali ya, jadi kemanapun kakakmu ini pergi pengeen ikuuut aja. Sayang foto-fotonya ga semua bisa di-upload karena data hard copy-nya masih stand by di rumah Purworejo..
Bisa terlihat bahwa pada jaman ini, kakakmu sudah terlihat potensi gantengnya sedangkan dirimu bahkan pose senyum saja belum bisa setulus kakakmu ini...(hakakakaka...)
Lho...masih tidak percaya bahwa dirimu belum bisa pose senyum tulus?? Barang bukti selanjutnya mungkin bisa menjelaskan. Berikut buktinya (lagi)
Nah... iya kan? terbukti memang kakakmu ini lebih unggul dalam hal senyuman...hahahaa... Eitt... tapi kalau dalam hal prestasi, memang kalah jauh deh. Jaman SD aja dirimu dari kelas 1 sampai kelas 6 rangking satu terus. Jaman SMP, kakakmu masih akrab sama lagunya Didi Kempot, eh.. dirimu udah cas cis cus nyanyi lagu bahasa Inggrisnya boyband macam Westlife, Backstreet Boys, FIVE... Pantes aja ya kalau kuliahnya akhirnya masuk Sastra Inggris UGM, sekarang nDOsen Inggris pula... yayaya... harus diakui... (jujur) :P
Waduuhh... apa lagi ya, kalau ditulis satu per satu di sini bakalan panjaaaang banget kali yaa... Termasuk begitu banyaknya cerita "perseteruan" yang akhirnya berujung pada dirimu yang mengibarkan bendera putih dengan menangis kuenceneeenng. Nah, kalau udah begitu, isyarat daku kudu kabur nih, trus baru balik lagi kalau keadaan sudah mereda. Maksudnya? hehehe... yaa.. biar kena marahnya Ibu ga gitu parah gitu... (canggih juga yaa...hahaa..)
Tapi itu kan cerita pas jaman kecil sampai seputaran SMA kali yaa...(Woiya... ngomongin SMA, jadi inget pas dirimu belajar naik motor terus 'mblusuk' ke pinggir jalan deket rumahnya mbah Raji...hakakakaka..mesakne yoo). Begitu masing-masing udah masuk ke bangku kuliah. Akhirnya kami bisa berdamai. Ya mungkin karena sama-sama jauh dari orang tua kali yaa...
Dan adek saya ini sepertinya, karena terinspirasi perubahan kakaknya yang menjadi semakin dewasa setelah masuk Kopma UGM, akhirnya mengikuti jejak kakaknya untuk juga berorganisasi di Kopma UGM. Hasilnya Alhamdulillaah.... sudah ada kemiripan senyumnya sama kakaknya...berikut buktinya...
Semakin lama perubahannya semakin signifikan. Rupa-rupanya dunia organisasi telah membuatmu tersadar adekku... Sungguh dirimu menjadi semakin dewasa dan perhatian. Pola komunikasi juga sudah mulai tertata dengan rapi. Wajah menjadi semakin ceria... senyum makin mendekati ketulusan senyum kakaknya...seperti pada gambar berikut ini..
Oke.. dan ini intinya....
Bismillahirrahmaanirrahiimm...
Dengan menyebut asmaMu ya Rabb...Yang Maha Pengasih dan Penyayang..
Izinkan hamba bersyukur... Alhamdulillaaahirabbil'aalamiin...
Engkau telah berikan sosok wanita yang luar biasa selain ibu hamba...dia yang juga mau menerima hamba apa adanya... bagaimanapun kondisi hamba... dia yang kasih sayangnya akan selalu ada kepada diri ini...Adek hamba... Wening Susanti Amungkasi...
Hari ini adek hamba ini engkau ijinkan untuk memasuki usianya yang ke-25 maka ijinkan hamba berdoa ya Rabb,,,
Lindungilah adek hamba ini dan juga keluarganya... agar selalu dekat denganMu...
Jadikan keluarganya menjadi keluarga yang sakinah..mawaddah..warrahmah..
Limpahkanlah selalu keberkahan atas setiap aktivitas...keberkahan untuk Rizki yang Engkau berikan kepadanya..
Untuk pertambahan usia yang Engkau berikan ini... semoga menjadikannya menjadi semakin bersemangat untuk terus membenahi dirinya ya Rabb... menjadi wanita yang sholihah.. wanita yang Engkau cintai... sosok istri yang berbakti kepada suaminya... istri yang sayang dengan anak-anaknya... anak yang berbakti kepada orang tuanya...seorang muslimah yang mampu menjaga diri dan kehormatannya...seorang hamba yang bisa mensyukuri setiap titipanMu dengan menggunakannya untuk kebaikan dan kemanfaatan...semua yang terniatkan dan tertuju hanya padaMu
Mudahkanlah ia dalam mencapai impiannya Ya Rabb..
Kabulkanlah setiap permohonan baik yang ia sampaikan kepadaMu
Jagalah dirinya...kesehatannya....kesehatan keluarganya...
Jadikanlah ia sosok istri yang penyayang, penyabar, bisa memahami suaminya dengan baik sehingga menjadikan suaminya pun semakin sayang padanya...sehingga dengan semuanya..menjadikan Engkau semakin ridho dengan keluarga mereka...Engkau berikan kasih dan sayangMu untuk keutuhan keluarga mereka... Engkau kabulkan harapan-harapan dan doa-doa baik yang selalu mereka sampaikan kepadaMu..
Ya Rabb...berikanlah kemudahan atas setiap amanah yang terembankan kepadaNya...karuniakanlah selalu kebaikan kepada adek hamba ini fiddunnya wal akhirah... aamiin ya Rabbal Aalamiin...
Selamat hari lahir adekku tersayang...terima kasih telah hadir...terima kasih telah berkenan menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup kakakmu ini...
Untuk adekku Muhammad Syahid Hasan Al Banna... aku titipkan dek Wening kepadamu ya... sayangi dia dengan setulus hatimu... jaga dia..bimbing dia sebaik-baiknya...semoga Allah memberkahi kalian berdua dengan limpahan kasih sayangNya...
Aamiin.. Ya Rabbal Aalamiin...
Yogyakarta, 3 April 2013, 12 :49 AM
BAYU SATRIYO WICAKSONO
Tuesday, April 2, 2013
Menyambut Pagi, Menyambut KasihMu
#Doa Pagi : Semoga hari ini Engkau limpahkan barakahMu dalam setiap langkah yang hamba lakukan hari ini, juga setiap langkah sahabat-sahabat semua yang juga sedang menjalankan amanahMu di dunia ini. Semoga senantiasa engkau mudahkan setiap langkah kami ya Rabb, Engkau jaga niat atas semua aktivitas yang kami jalani hanya karenaMu... Limpahkanlah kepada kami Rizki yang halaal dan berkah, nikmat sehat, nikmat imaan....Aaamin Ya Rabbal Aalamin..
(+) "Wah...tumben Ji, pagi-pagi udah nulis"
(-) "Iya nih Ji, pengen aja, ya walaupun entah tar bagaimana jadinya ni tulisan"
(+)" Hehe... iya Ji, kagak ape2, ane dukung dah pokoknya, hajar aja Ji..."
(-) "Iye Ji, makasih, ane mau ngelanjutin nulis dulu ya"
Sahabat semua.. Tentu hari ini kita harus bersyukur karena masih bisa menikmati suasana pagi yang menyejukkan. Suasana pagi yang penuh ketenangan, udara yang masih segar, suasana jalanan yang masih sepi, subhanallaah nikmat bener ya. Ya, pagi adalah kenikmatan bagi mereka yang bisa menikmatinya (tentunya yang bangunnya pagi ya, kalau bangunnya siang mah udah beda lagi itu, hehe..).
Pagi adalah masa untuk terbitnya harapan baru. Pergantian dari malam hari yang gelap, tergantikan oleh suasana pagi yang terang, ditambah lagi dengan keberadaan sinar matahari pagi yang dengan "ikhlas" memberikan sinarnya, untuk "mencerahkan" dunia. Sinar matahari yang mengingatkan kita agar selalu menerbitkan harapan baru dalam setiap harinya. Harapan untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Merangkai mimpi-mimpi yang tidak hanya berupa khayalan, melainkan mimpi yang sebenernya. Yang tidak hanya di angan tapi juga disertai dengan tindakan dan doa untuk mewujudkannya. DREAM, PRAY, and ACTION!!
Pagi yang semoga mengingatkan kita bahwa tak ada gunanya menyesali masa lalu. Inilah fenomena alam dan dunia yang sesungguhnya. Bahwa setelah gelap, terbitlah terang. Bahwa kegelapan adalah hanya karena ketiadaan cahaya saja, dan cahaya itu selalu ada asalkan kita mau mencarinya. Apa yang sudah terjadi kemarin itu adalah keputusan terbaik yang bisa kita putuskan dengan semua sumber daya yang kita miliki saat itu. Saat kita mau berbenah, memohon ampun, memperbaiki diri, maka itulah saat di mana kita sudah mulai membuka mata untuk melihat cahaya penerang langkah kita.
Semoga selalu dan selalu, saat kita masih bisa menjumpai pagi, entah besok, lusa dan seterusnya, bisa menjadikan diri kita selalu ingat untuk bersyukur. Bersyukur bahwa kita masih diberikan kesempatan untuk kembali bertemu cahaya. Cahaya harapan, kesempatan untuk menjadi bermanfaat, memanfaatkan kehidupan dengan sebaik-baiknya.
(+) "hehe... udahan Ji nulisnya?"
(-) "Iye Ji, Alhamdulillaah jadi juga tulisannya, padahal sebenernya ane ngerasa kagak punya bahan tadi sebelum nulis"
(+) "Tenang aja Ji, kagak ape2, insya Allah tar lama-lama ente bakal punya pola sendiri dalam nulis. Ini udah bagus kok, terutama semangat ente untuk istiqamah nulis"
(-) "Alhamdulillaah.. bener juga ya Ji..hatur nuhun pisan atuh Ji..., pamit mau berangkat aktipitas dulu Ji, Assalamu'alaikum"
(+) "Wa'alaikumussalam Warahmatullaah... Iye Ji, sama-sama, doa bi doa, saling ngedoain, saling ngedukung, ati-ati Ji, semoga hari ini penuh barakahNya.. aamiin"
Monday, April 1, 2013
Saya Malu Minta Sama Manusia
Sebelum memulai menuliskan cerita hari ini, ijinkan saya mendoakan sahabat semua pembaca ya. Saling mendoakan, agar semuanya selalu penuh limpahan berkahNya.
Ya Allah yang jiwaku ada dalam genggamanMu...
Sungguh tak ada satupun yang bisa hamba lakukan kecuali dengan izinMu
Sungguh tak berdaya diri ini melakukan apapun tanpa kekuatanMu
Sungguh hamba ini lemah di hadapanMu
Maka berikanlah selalu kekuatan, bimbingan dan ridhoMu dalam setiap langkah yang hamba tempuh
Tak hanya kepada hamba, kepada siapapun sahabat yang membaca tulisan di blog saya ini ya Allah... yang membaca tulisan ini, maupun sahabat-sahabat yang saya kenal atau mengenal saya... karuniakan selalu kepada mereka semua petunjukMu... Sayangilah mereka ya Rabb... berikanlah penawar atas semua kesulitan hidup yang barangkali ada yang sedang mengalaminya..
Jadikan selalu sabar dan syukur menjadi sahabat mereka semua... Lancarkan dan berkahi rizki mereka semua ya Rabb... dengan Rizkimu yang berkah dan halal, sehingga menjadikan manfaat untuk mereka sendiri dan orang-orang disekitar mereka. Bimbing mereka untuk selalu dekat denganMu ya Rabb.. untuk selalu ingat kepadaMu di manapun mereka berada... untuk ingat memohon ampun kepadaMu...
Allahumma Sholli 'Ala Muhammad Wa 'alaa aalihi Muhammad...
ALLAHUMMA AAMIIN..
Nah, oke.. mari kita mulai tulisan ini...
+" Eh Ji... ente kan belum makan, makan dulu gih.."
- "Wah... iya ya... padahal udah siap tuh makanan, tapi entaran deh, paling 10 menit juga udah kelar ni tulisan.."
+"Huehe... iya deh Ji, lanjutin dah kalau gitu..."
Hari ini saya membaca beberapa tulisan, mendengarkan beberapa ceramah, yang intinya kurang lebih adalah utamain Allah baru yang lainnya. Meminjam istilah salah satu ustadz favorit saya, Ustadz Yusuf Mansur, Allah dulu... Allah lagi... Allah teruus. Dan saya pun memohon kepada Allah, mohon petunjuk, mohon agar senantiasa dibimbing agar selalu di jaga ini saya punya iman, agar saya selalu dekeet ame syukur dan sabar, agar saya diberi kekuatan untuk menjalani setiap tahapan yang kudu saya jalanin dalam hidup ini.
Pada waktu sore tadi, saya sempet keluar rumah bentar dan akhirnya mendapatkan cerita penuh hikmah ini. Saya dapatkan langsung dari seorang ibu yang cerita kepada saya. Beliau ini sosok wanita yang sungguh sederhana dalam pandangan saya, namun semangatnya luar biasa. Masya Allah dah... dan berikut cerita beliau, semoga bisa menjadi hikmah untuk kita semua..
Ceritanya gini mas, kebetulan ini ibu punya sawah dan sebentar lagi mau panen. Nah, kalau orang desa itu mas, kalau mau panen biasanya ada masak-masaknya. Yah, sekedar membuat syukuran kecil begitu. Walaupun cuma syukuran kecil, tapi kan perlu duit juga tuh mas. Syukuran perlu dibuat 2 hari lagi, dan bukan tentang syukurannya yang membuat ibu bingung, masalahnya ini bumbu-bumbu pas pada habis, uang juga lagi engga ada, tinggal 500 perak di dompet mas.
Engga tahu ya mas, ibu mah cuma yakin aja ama Allah, pasti bakal ada kok rejeki dari DIA. Paginya ibu ke sawah mas, ngeliatin ibu punya sawah. Eh, pas pulang dikabarin, kalau ada tetangga yang meninggal. Wahh.. makin puyeng kan mas ibu. Buat belanja belum ada, kudu mikirin duit buat takziyah pula. Terus terang ibu malu mas mau minta ama bapak, ngga tahu kenapa.. apalagi minjem ame tetangga, insya Allah jangan sampai deh, ibu ngga suka punya utang. Ibu cuman doa sama Allah, minta sama Allah.. Ya Allah...semoga Engkau berikan rizkiMu...
Pulang dari sawah, ibu liat di lemari, ternyata masih ada beberapa telor mentah. Akhirnhya Ibu pergi ke warung untuk jual itu telur. Alhamdulillaah... bisa dapet uang Rp 20.000,-. Sebagian ibu gunakan untuk belanja, sebagian ibu sisain untuk takziyah. Alhamdulillaah...untuk hari ini sudah bisa tercukupi. Dalam sholat, ibu masih terus minta sama Allah... agar dilancarkan rezeki ibu.
Masya Allah mas, sore itu ada orang yang mau beli ayam. Akhirnya ayam ibu laku terjual Rp 100.000,-, artinya Allah udah kasih rejeki ke ibu 120.000. Dan itu belum selesai mas, ba'da isya, tiba-tiba ada orang ketuk pintu, itu orang dari tetangga desa. Dia datang mau nyari angsa yang masih kecil. Alhamdulillaah.. ibu ada juga mas, dan dia beli seharga 70.000,-. Jadi total semuanya 190.000,- dari Allah mas.
Jadi yakin aja deh mas sama Allah. Ga ada yang ga mungkin kalau Allah udah ngijinin bakal dikasih. Terus minta sama Allah, imbangin dengan ikhtiar secara lahir juga, biar Allah punya alasan untuk kasih rizki ama kita. Ibu pesen sama mas, lebih rajin lagi ibadahnya, dan ga boleh putus asa. Malem kalau bisa bangun mas, tahajud, minta biar dimudahin semua usaha mas, semua cita-cita mas.
#END
#dheg.... Masya Allaah... doa saya langsung dijawab oleh Allah melalui ibu tersebut. Alhamdulillaah...terima kasih ya Allah untuk semua karunia dan kasih sayangMu.
Untuk para sahabat semua, semoga pengalaman sederhana ini bermanfaat.
+"Waa... keren Ji, cerita ente... mantap dah..
-"Iye, Alhamdulillaah Ji..."
+"Ngomong-ngomong ente udah jadi makan malam belum?"
- "Alhamdulillaah udeh kok... tadi nyempetin bentar, sebelum ngelanjutin nulis
+"Oh..ya udeh kalau gitu, sekarang ente 'ngaso' aja dah Ji... udah malem, besok ente kan kudu mulai aktipitas lagi"
- "hehe.. iya nih, udah dikasih sinyal buat istirahat juga, makasih Ji"
+"Siipp, besok nulis lagi ya.."
-"Insya Allah Ji, doanye aja dah.."
Subscribe to:
Posts (Atom)