Alhamdulillaahirobbil aalamiiin...
Astaghfirullaahaladziem....
Dua kata yang saya ucapkan di pagi hari ini, di postingan tahun 2012 yang ke 26, tanggal 26 bulan 6 tahun 2012.
Iya hari ini tepat Allah menambahkan usia saya 1 tahun lebih tua dari tahun sebelumnya. Hari ini Allah memberikan kesempatan kepada saya entah berapa lama lagi untuk menunjukkan apa yang bisa saya syukuri dengan semua hal yang telah Dia titipkan selama ini kepada saya. Baik yang sifatnya melekat dalam diri berupa tubuh, pikiran, perasaan. Maupun yang ada di sekeliling saya siapa dan apapun itu.
Bersyukur karena Allah masih memberikan kesempatan bagi saya untuk hidup. Bersyukur karena saya masih diberikan kesempatan untuk berbenah diri menjadi hambaNya yang jauh lebih baik. Bersyukur karena masih diingatkan untuk kembali melakukan instropeksi diri, apa saja yang seharusnya dilakukan tapi belum dilakukan.
Sekaligus juga merenung... memohon ampun... karena terlalu sering menyia-nyiakan banyak karuniaNya . Baik itu karunia berupa kesehatan, kelapangan, waktu, rezeki, kelebihan yang dimiliki dan masiiih banyak lagi.
Ah... malu rasanya sama Allah... dengan begitu besar kasih sayangNya yang terlimpahkan, sementara diri ini belum bisa mensyukuri semuanya dengan baik.
Ya Allah.... ampuni segala kekhilafan hambaMu ini
Ya Allah... maafkan atas segala kelakukan hamba yang seringkali tidak bersyukur
Ya Allah ...maafkan atas segala kecerobohan hamba sehingga banyak kesalahan yang hamba lakukan
Ya Allah... ampuni diri ini apabila belum bisa menunjukkan diri sebagai hamba yang baik
Ya Allah....maafkan hamba apabila ternyata selama hamba hidup masih sedikiit sekali manfaat yang bisa hamba berikan kepada sesama
Ya Allah,,,,maafkan hamba apabila seringkali hamba memberikan cinta yang tidak sepenuhnya tertuju kepadaMu
Mohon bimbing hamba ya Rabb... agar usia hamba semakin barokah
Agar keberadaan hamba bisa semakin bermanfaat untuk sesama
Agar hamba senantiasa bersemangat untuk terus berbenah diri
karuniakanlah kepada hamba kesadaran dalam menjalani hidup hamba sehari-hari
Kesadaran yang kan membuat hamba jauuuh lebih ingat kepadaMu
Kesadaran yang kan membuat hamba jauuuh lebih mencintai-Mu dan sadar akan kasih sayangMu yang tak terbatas
Ya Rabb... jadikan hamba anak yang sholih
Ya Rabb.... jadikan hamba kelak sebagai pemimpin keluarga yang baik
dengan bimbinganMu untuk istri hamba dan anak-anak hamba kelak
Ya Rabb.. karuniakan kepada hamba seorang pendamping hidup yang dengannya hamba bisa lebih dekat kepadaMu... yang dengannya hamba bisa jauh semakin bisa mensyukuri hidup... yang dia bisa menjadi partner untuk terus memberikan kemanfaatan kepada sesama... dia yang bisa mendidik dan merawat keluarganya dengan baik... dia yang dekat denganMu ya Allah....
Ya Allah... karuniakan kepada hamba rizki yang barokah, ilmu yang bermanfaat... mudahkan cita-cita hamba ya Allah...
Ya Allah.... jika ada harapan yang belum tersebut dan itu baik.. maka kabulkanlah ya Allah... ridhoi setiap perjalanan hidup hamba... naungi hamba dengan kasih sayangMu ya Rabb...
ALHAMDULILLAAHIRABBIL AAALAMIIN...
Allahumma Sholli Ala MUhammad.. wa ala aali Muhammad...
Terima kasih untuk Bapak dan Ibuku untuk semua doa, nasehat dan dukungannya selama ini
Terima kasih untuki adekku tercinta untuk semua perhatian dan kasih sayangmu
Terima kasih untuk semua sahabat terdekat untuk perhatian, nasehat, dukungan dan bimbingan untuk menjadi lebih baik lagi..
Terima kasih untuk semua guru yang telah mengajarkanku ilmu tentang hidup
Terima kasih untuk siapapun yang mengajarkanku tentang makna mencintai...
New day...
New hope...
New spirit
New ME!!!
Yogyakarta, 26 Juni 2012
Tuesday, June 26, 2012
Wednesday, June 20, 2012
Semut dan Rumput (Menyatu dengan Alam 1)
Sebuah pepatah bijak mengatakan " Setiap orang adalah guru, setiap tempat adalah sekolah dan setiap jam adalah pelajaran yang berharga".
Sungguh sebuah pepatah yang bila diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari akan menjadikan diri kita menjadi insan yang pandai bersyukur dan mengambil hikmah dari apapun kejadian yang dialami sehari-hari. Sebagaimana yang dilakukan oleh salah seorang sahabat saya ini yang menceritakan kepada saya bagaimana beliau mendapatkan begitu banyak hikmah, hanya dengan duduk bersimpuh di sebuah padang rumput, menyadari dan kemudian menyatu dengan alam. Berikut cerita beliau :
Saat itu dalam sebuah sesi pelatihan, aku diminta untuk menjalani sesi "berinteraksi dengan alam" (bahasa penulis). Nah, aku memutuskan untuk memilih taman rumput yang terdapat di sekitar lokasi pelatihan. Salah satu konsep yang harus diterapkan dalam sesi ini adalah "menyadari sepenuhnya" setiap tindakan sehingga diharapkan bisa muncul konektivitas dengan lingkungan sekitar.
Akhirnya aku duduk bersila dan dengan sepenuh kesadaran meletakkan tanganku di rumput yang ada di depanku. Tak berapa lama kemudian, sambil terus menyadari keberadaanku di sana, menyatu di tempat tersebut, saat kepalaku kuarahkan ke bawah tiba-tiba seolah rumput berbicara kepadaku. Kira-kira yang disampaikan rumput adalah seperti ini :
"Aku rumput, aku ingin menyampaikan sesuatu kepadamu. Tahukan engkau, setiap hari aku diinjak, tapi aku tak pernah marah karena memang peranku adalah harus diinjak. Bahkan setiap saat tatkala aku mulai tumbuh tinggi, aku akhirnya dipotong. Akan tetapi aku tidaklah khawatir, karena dengan dipotong, aku bisa tumbuh menjadi lebih muda, lebih segar lagi".
Lalu rumput terdiam. Tak berapa lama lewatlah di tanganku semut merah. Aku heran, semut merah biasanya gemar sekali menggigit siapapun yang berada di sekitarnya. tapi kok si semut merah ini diam saja. Akhirnya aku bertanya, "wahai semut, kenapa engkau tidak menggigitku?". Lalu semut (seolah menjawab) :
"Memang aku tidak menggigitmu, karena engkau meletakkan tanganmu dengan sengaja dan penuh kesadaran dan niatmu pasti baik. Kalau aku sering menggigit tangan atau kaki temanmu yang lain, itu karena aku ingin mengingatkan mereka agar sadar betul dengan apa yang dilakukannya saat itu. Begitu banyak temanmu yang melakukan sesuatu seolah tak bermakna karena tidak dilandasi dengan kesadaran dalam melakukannya".
Semut merah berlalu, tak berapa lama kemudian lewatlah semut hitam. Semut hitam ini besar dan kelihatan berlalu lalang ke sana kemari. Lalu aku bertanya "wahai semut hitam, kenapa pekerjaanmu hanya berlalu lalang saja?" Lalu jawab sang semut hitam :
"Lho... karena memang Tuhanku memperjalankan aku untuk berlalu lalang seperti ini. Jadi ya aku jalani saja apa yang jadi perintahNya ini. Aku sama sekali tidak khawatir dengan aktivitasku ini. Hanya dengan berlalu lalang saja aku masih bisa mendapatkan makanan kok, dan aku yakini itu. Karena aku berjalan sesuai dengan kehendak Tuhanku"
Demikian cerita teman saya. Sahabat semua semoga bisa menyarikan apa isi pembicaraan antara semut, rumput dan sahabat saya di atas, untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selamat menjemput makna yang memberdayakan.
Bersahabat dengan Rasa (1)
Setiap orang pastilah dianugerahi sebuah rasa untuk melengkapi perjalanan dalam hidupnya. Ada bermacam-macam jenis rasa yang bisa kita rasakan. Hanya yang perlu dipahami adalah...bahwa rasa adalah rasa. Memahami rasa adalah dengan rasa itu sendiri. Memahami rasa tidak dengan sebuah persepsi, karena persepsi itu berbeda dengan rasa. Persepsi identik dengan pikiran sedangkan pikiran bukanlah rasa.
Ah... apapun kemudian pendapat sahabat semua mengenai rasa atau pikiran, satu hal yang perlu dipahami dalam hal ini adalah kemampuan kita untuk mengenali dengan baik setiap hal yang mampir atau lebih tepatnya "sengaja" dimampirkan dalam hidup kita oleh Gusti Alloh.
Oke, kalau saat ini kita berbicara tentang rasa, maka saat kita merasa bingung, maka tips yang paling mudah adalah dengan menyadari, mengakui, dan menerima rasa bingung itu. Teruuuus lakukan itu, amati..perhatikan betul beberapa saat sampai dirasa cukup lalu pasrahkan semua rasa yang ada, kembali kepadaNya. Hal ini pun berlaku untuk rasa-rasa yang lain... SADARI, AKUI, TERIMA... lalu LEPASKAN.... bagaimana proses ini terjadi dan akhirnya memberikan impact? kita lanjutkan di pembahasan berikutnya... :)
Ah... apapun kemudian pendapat sahabat semua mengenai rasa atau pikiran, satu hal yang perlu dipahami dalam hal ini adalah kemampuan kita untuk mengenali dengan baik setiap hal yang mampir atau lebih tepatnya "sengaja" dimampirkan dalam hidup kita oleh Gusti Alloh.
Oke, kalau saat ini kita berbicara tentang rasa, maka saat kita merasa bingung, maka tips yang paling mudah adalah dengan menyadari, mengakui, dan menerima rasa bingung itu. Teruuuus lakukan itu, amati..perhatikan betul beberapa saat sampai dirasa cukup lalu pasrahkan semua rasa yang ada, kembali kepadaNya. Hal ini pun berlaku untuk rasa-rasa yang lain... SADARI, AKUI, TERIMA... lalu LEPASKAN.... bagaimana proses ini terjadi dan akhirnya memberikan impact? kita lanjutkan di pembahasan berikutnya... :)
Wednesday, June 13, 2012
Makna Cinta (1)--Prologue
Satu keinginan yang belum terwujud adalah membuat sebuah buku yang berisi kumpulan tips-tips praktis mengatasi patah hati, sekaligus memaknai cinta dengan sesuatu yang lebih memberdayakan. Hehe... ide ini muncul karena begitu banyak klien dari yang muda sampai yang usianya sudah dewasa atau bahkan sudah menikah, ternyata mengalami permasalahan ini. Tips-tips ini nanti juga bisa digunakan untuk case lain selain patah hati, misalnya terkait dengan memaafkan diri sendiri maupun orang lain. Insya Allah semoga semangat ini tetap terjaga untuk bisa mewujudkannya sehingga isi dari buku nantinya bisa bermanfaat untuk lebih banyak orang. Menjadikan orang bisa memahami setiap makna dari setiap kejadian yang dikirimkanNya, sehingga menjadikan dirinya lebih berdaya dan lebih bisa menikmati hidup ini. Well... ada banyak makna tentang cinta, ada banyak keuntungan ketika orang bisa mengakses rasa cinta. Akan ada semangat ketika orang memiliki cinta. Akan ada kebahagiaan saat orang bisa saling memberi dan menerima dengan adanya cinta. Namun sebaliknya, tak jarang juga kesalahan memaknainya, menjadikan cinta seolah-olah hanya ungkapan nafsu yang bersifat jangka pendek dan sangat tidak memberdayakan. Jadi mari sama-sama belajar untuk memaknainya dengan lebih baik...
to be continued....
Mana Ada Tuhan??
Ada sebuah diskusi menarik antara seorang tukang cukur dengan orang yang sedang dicukurnya. Kira-kira diskusinya adalah seperti ini...
"Pak, kamu percaya ada Tuhan?" Tanya tukang cukur.
"Ya iya lah percaya banget" jawab yang dicukur.
"Katanya Tuhan Maha Adil, Pengasih dan Penyayang, Maha Pemurah...betul juga itu?" Tukang cukur kembali bertanya.
"Yaelah, iya lah, pertanyaan yang sudah jelas jawabannya" jawab yang dicukur mulai tidak nyaman.
"Oooh.. begitu... kalau iya ada Tuhan dan Tuhan itu Maha Adil ,Pemurah, Pengasih, Penyayang, kenapa di luar sana masih ada gelandangan, pengemis, orang miskin, orang jahat, berarti kan ga ada Tuhan kalau begitu. Kalau ada Tuhan seharusnya semua orang itu makmur semua dooong, baik semua, hehehe... " Sahut tukang cukur merasa puas.
Orang yang dicukur diam sejenak. Sebenarnya sangat merasa jengkel dan ingin sekali memukul si tukang cukur ini karena saking jengkelnya. Namun di satu sisi dia juga penasaran, bagaimana bisa membalas ucapan si tukang cukur ini. Tak berapa lama muncullah ide di kepalanya, setelah melihat orang gila berambut gimbal lewat di depan kios cukur..
"Emm, kalau begitu tukang cukur itu juga tidak ada lhoooo, hahaha... " yang dicukur mulai lagi pembicaraan.
"Hahhh!! mana bisa, ini aku sedang mencukur kamu gimana sih?? yang logis dong kalau bicara" jawab tukang cukur yang tampak terkejut dengan ucapan yang dicukur.
"Ya iya lah, kalau ada tukang cukur, seharusnya gelandangan yang diluaran sana semuanya rapi semua rambutnya, ga ada yang gimbal seperti itu tuh yang lewat di depan barusan, hehehe... " jawab yang dicukur dengan puas.
"Lhooo... ya salah mereka sendiri, tidak mau menuju kemari untuk mencukurkan rambutnya, ya aku jelas ga mau lah.. ngapain ngedeketin mereka untuk mencukur satu persatu rambut mereka" sahut tukang cukur tak mau kalah...
"Ahaaa.... itu dia, orang baru akan tahu bahwa Tuhan itu ada kalau orang tersebut berjalan menuju kepadaNya, memohon kepadaNya... hanya bedanya, bahkan tanpa orang itu meminta..mendekat pun, Tuhan tetap memberikan kasih sayangNya, walaupun orang seringkali lupa dan tidak menyadari akan keberadaanNya" jawab yang dicukur.
Mendengar hal tersebut, tukang cukur terdiam, menyadari bahwa ada yang kurang tepat dalam ucapannya.
"Pak, kamu percaya ada Tuhan?" Tanya tukang cukur.
"Ya iya lah percaya banget" jawab yang dicukur.
"Katanya Tuhan Maha Adil, Pengasih dan Penyayang, Maha Pemurah...betul juga itu?" Tukang cukur kembali bertanya.
"Yaelah, iya lah, pertanyaan yang sudah jelas jawabannya" jawab yang dicukur mulai tidak nyaman.
"Oooh.. begitu... kalau iya ada Tuhan dan Tuhan itu Maha Adil ,Pemurah, Pengasih, Penyayang, kenapa di luar sana masih ada gelandangan, pengemis, orang miskin, orang jahat, berarti kan ga ada Tuhan kalau begitu. Kalau ada Tuhan seharusnya semua orang itu makmur semua dooong, baik semua, hehehe... " Sahut tukang cukur merasa puas.
Orang yang dicukur diam sejenak. Sebenarnya sangat merasa jengkel dan ingin sekali memukul si tukang cukur ini karena saking jengkelnya. Namun di satu sisi dia juga penasaran, bagaimana bisa membalas ucapan si tukang cukur ini. Tak berapa lama muncullah ide di kepalanya, setelah melihat orang gila berambut gimbal lewat di depan kios cukur..
"Emm, kalau begitu tukang cukur itu juga tidak ada lhoooo, hahaha... " yang dicukur mulai lagi pembicaraan.
"Hahhh!! mana bisa, ini aku sedang mencukur kamu gimana sih?? yang logis dong kalau bicara" jawab tukang cukur yang tampak terkejut dengan ucapan yang dicukur.
"Ya iya lah, kalau ada tukang cukur, seharusnya gelandangan yang diluaran sana semuanya rapi semua rambutnya, ga ada yang gimbal seperti itu tuh yang lewat di depan barusan, hehehe... " jawab yang dicukur dengan puas.
"Lhooo... ya salah mereka sendiri, tidak mau menuju kemari untuk mencukurkan rambutnya, ya aku jelas ga mau lah.. ngapain ngedeketin mereka untuk mencukur satu persatu rambut mereka" sahut tukang cukur tak mau kalah...
"Ahaaa.... itu dia, orang baru akan tahu bahwa Tuhan itu ada kalau orang tersebut berjalan menuju kepadaNya, memohon kepadaNya... hanya bedanya, bahkan tanpa orang itu meminta..mendekat pun, Tuhan tetap memberikan kasih sayangNya, walaupun orang seringkali lupa dan tidak menyadari akan keberadaanNya" jawab yang dicukur.
Mendengar hal tersebut, tukang cukur terdiam, menyadari bahwa ada yang kurang tepat dalam ucapannya.
Tuesday, June 12, 2012
Aku Memilih Jalan Ini (3)
Setelah kita sudah memiliki niat yang oke ditambah dengan keNYAMANan saat kita melakukannya, maka SYUKUR menjadi hal yang penting berikutnya. Kalau kita sudah berbicara SYUKUR maka pasangannya yaitu SABAR tidak bisa ditinggalkan tentu saja. SABAR itu menyatukan badan dan pikiran dalam satu tempat, artinya total sadar betul dengan apa yang sedang dijalani dan melakukannya sepenuh hati. Kalau kata salah satu mentor saya, saat kita sudah menemukan sesuatu yang membuat kita nyaman, sebenarnya bisa jadi juga itu belum final. Maksudnya, yang kita jalani sekarang ini bisa jadi masih lapisan ke berapa sebelum sampai lapisan intinya.
Namun karena kita tidak tahu di mana dan kapan kita akan sampai lapisan intinya. Maka yang ada saat ini seharusnya kita berikan yang terbaik.
*Kowe jane nulis opo to Bay (...ada suara dari dalam diri yang bilang) Trus ku Jawab : "Yo nulis opo sik tak rasakne noo...sekalian latihan nulis" *Oh yo wis.. lanjutkan... hahahaha....
Oke, itu tadi beberapa tips dari mentor-mentor saya. Saya ulang lagi, saaat kita mengambil sebuah pilihan hidup, maka elemen-elemen berikut penting (menurut mentor-mentor saya yang kemudian saya amini) :
1. Memiliki NIAT yang jelas dan mengarah kepada sesuatu yang sifatnya pengabdian
2. Mendapatkan keNYAMANan saat melakukannya, wis pokoke enjoy, tak serasa bekerja...
3. Mengiringin setiap proses dengan SYUKUR dan SABAR
Anyway, tentang pilihan hidup, saya menggunakan analogi pensil warna atau CRAYON. Seperti kita ketahui bersama bahwa masing-masing crayon memiliki fungsinya masing-masing. Crayon hijau untuk mewarnai rumput atau daun. Crayon hitam untuk mewarnai batu atau mewarnai ban mobil. Crayon merah untuk menggambar bendera negara dan sebagainya.
Artinya, manusia pun demikian. Saat kita memilih satu "WARNA" tertentu dalam hidup, maka pastilah kita akan dihadiahi peran sesuai dengan "warna" kita tersebut. Dan tidak untuk diperbandingkan dengan "Warna" lain karena memang manfaatnya juga berbeda satu dengan yang lain. Maka pertegas "warna" kita, temukan sesuatu yang memang benar-benar kita sukai... kita benar-benar menikmatinya dengan sepenuh hati, sehingga hidup kita pun bermakna. Jangan sampai kita hanya seolah-olah masih hidup sampai umur 75 tahun padahal sudah "mati" dari usia 25 tahun.
Well, Life is Choice.......
Namun karena kita tidak tahu di mana dan kapan kita akan sampai lapisan intinya. Maka yang ada saat ini seharusnya kita berikan yang terbaik.
*Kowe jane nulis opo to Bay (...ada suara dari dalam diri yang bilang) Trus ku Jawab : "Yo nulis opo sik tak rasakne noo...sekalian latihan nulis" *Oh yo wis.. lanjutkan... hahahaha....
Oke, itu tadi beberapa tips dari mentor-mentor saya. Saya ulang lagi, saaat kita mengambil sebuah pilihan hidup, maka elemen-elemen berikut penting (menurut mentor-mentor saya yang kemudian saya amini) :
1. Memiliki NIAT yang jelas dan mengarah kepada sesuatu yang sifatnya pengabdian
2. Mendapatkan keNYAMANan saat melakukannya, wis pokoke enjoy, tak serasa bekerja...
3. Mengiringin setiap proses dengan SYUKUR dan SABAR
Anyway, tentang pilihan hidup, saya menggunakan analogi pensil warna atau CRAYON. Seperti kita ketahui bersama bahwa masing-masing crayon memiliki fungsinya masing-masing. Crayon hijau untuk mewarnai rumput atau daun. Crayon hitam untuk mewarnai batu atau mewarnai ban mobil. Crayon merah untuk menggambar bendera negara dan sebagainya.
Artinya, manusia pun demikian. Saat kita memilih satu "WARNA" tertentu dalam hidup, maka pastilah kita akan dihadiahi peran sesuai dengan "warna" kita tersebut. Dan tidak untuk diperbandingkan dengan "Warna" lain karena memang manfaatnya juga berbeda satu dengan yang lain. Maka pertegas "warna" kita, temukan sesuatu yang memang benar-benar kita sukai... kita benar-benar menikmatinya dengan sepenuh hati, sehingga hidup kita pun bermakna. Jangan sampai kita hanya seolah-olah masih hidup sampai umur 75 tahun padahal sudah "mati" dari usia 25 tahun.
Well, Life is Choice.......
Monday, June 11, 2012
Kau Cerahkan Duniaku
Tak pernah ada hal yang tidak menyenangkan saat bersama mereka. Karena jiwa mereka masih suci. Mereka melakukan apapun tanpa tendensi. Tertawa lepaaaas, berteriak, menangis, mengekspresikan semua yang mereka ingin ekspresikan dengan bebas, tanpa terbelenggu oleh topeng-topeng yang menjadikan mereka tidak lagi original.
Selalu ada kebahagiaan saat bersama mereka. Iya, karena jiwa mereka selalu memancarkan kebahagiaan sehingga orang-orang di sekitarnya (yang bisa memahami) pasti akan merasakan hal yang sama.
Akh, aku iri pada mereka. Terlalu banyak topeng yang telah kupakai sehingga seolah aku kesulitan menjadi diriku sendiri. Aku tak bisa selalu lepas mengekspresikan semua yang ada dalam diri ini. Terlalu banyak pertimbangan-pertimbangan yang akhirnya membatasiku untuk melakukan lebih banyak hal.
Hmmh.... seharusnya aku belajar banyak dari mereka. Belajar untuk menjadi diri sendiri, be originally me. Belajar untuk bisa menikmati present moment. Belajar untuk terus melakukan yang terbaik sampai mendapatkan apa yang diinginkan. Belajar untuk terus mengekspresikan diri tanpa harus terhalangi oleh tembok-tembok gengsi yang membatasi. Berteriak...menangis...tertawa.... bebas lepas...
Kalau kata Pepeng, kita harus memiliki yang namanya inner child, iya, jiwa anak-anak. inner child berbeda dengan yang namanya childish atau kekanak-kanakan. Jiwa anak-anak yang selalu ingin tahu, jiwa anak yang selalu dekat dengan kebebasan, jiwa anak yang melakukan apapun sepenuh hati, jiwa anak yang merasa free risk, jiwa anak yang selalu mencoba hal-hal baru, jiwa anak yang mudah memaafkan....
Wooww.... rasanya aku ingin kembali menjadi mereka, mengulang masa-masa penuh keceriaan itu... tapii sudahlah, saat ini pun aku masih tetap bisa menjadi seperti mereka... jiwa yang bebas...jiwa yang lepas dari kemelekatan... menjelang bertambahnya usia, semoga menjadi awal yang jauuuh lebih indah dan bermakna...
Maka Bersabarlah Sang Rasa
Saat aku bertanya padamu
Wahai rasa... apa yang kau rasakan
Lalu engkau menjawab....suka
Kulanjutkan bertanya
Bagaimana bisa..
Dan engkau pun kembali menjawab
Entahlah...tidak tahu
Kuulang kembali bertanya
Wahai rasa...bagaimana jika tidak
Terdiam sejenak
Mengajak hening meresapi
Mengajak untuk menghela nafas
Lalu berkata...
Sejujurnya berat...karena aku telah temukan pasanganku
Diam kembali
lalu berkata...
Tapi aku sadar... ada DIA yang memilikiku
DIA yang berhak membawaku ke mana pasangan sejatiku
Aku akan bersabar menjalaninya.....
Wahai rasa... apa yang kau rasakan
Lalu engkau menjawab....suka
Kulanjutkan bertanya
Bagaimana bisa..
Dan engkau pun kembali menjawab
Entahlah...tidak tahu
Kuulang kembali bertanya
Wahai rasa...bagaimana jika tidak
Terdiam sejenak
Mengajak hening meresapi
Mengajak untuk menghela nafas
Lalu berkata...
Sejujurnya berat...karena aku telah temukan pasanganku
Diam kembali
lalu berkata...
Tapi aku sadar... ada DIA yang memilikiku
DIA yang berhak membawaku ke mana pasangan sejatiku
Aku akan bersabar menjalaninya.....
Friday, June 8, 2012
YOU are my BOSS
Saat aku terdiam Terpekur dalam keheningan Maka menggeloralah kesadaran Tentang sebuah makna hidup Tentang sebuah perjalanan usia Engkau ciptakanku tentu dengan maksud Agar aku menjadi bagian penting di dunia Menunjukkan kebesaran-Mu Menunjukkan hikmah-hikmah Mu Dengan pilihan hidup yang Kau mantapkan Untuk kujalani Dan demi Kau yang terus membersamaiku Hari ini kuikrarkan untuk mengabdi Mempersembahkan yang terbaik dalam diri Untuk-Mu "Boss"ku... ALLAH..... |
Thursday, June 7, 2012
Aku Memilih Jalan ini (2)
Monggo dilanjutkan kembali....
Baiklah....
Sambil menunggu meneruskan topik tentang pilihan jalan hidup ini. Akhirnya saya (dengan izin-Nya) digerakkan untuk bersilaturrahmi dengan beberapa mentor saya, untuk mendiskusikan mengenai beberapa kegelisahan yang sedang saya alami. Subhanallah...ada begitu banyak hikmah yang saya dapatkan..
Tentang pilihan hidup, maka yang pertama harus dimiliki adalah apa NIAT yang kita munculkan di awal sebelum kita memutuskan sebuah pilihan tertentu. Niat yang akhirnya melahirkan rasa NYAMAN. Niat menjadi penting karena akan menjadi semacam "mood booster" saat proses kita menjalani. Adapun NYAMAN akan menjadi pelengkap untuk tetap on the track...
to be continued....
Hati Hati dengan Hatimu
Hati-hati dengan hatimu...
Begitu sebuah pernyataan yang mungkin pernah kita dengar atau pernah kita baca dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan yang sangat sederhana tapi maknanya jero alias mendalam. Nah, aplikasi sederhana saya dapatkan ketika saya makan di sebuah tempat makan dia area kampus UGM.
Cerita bermula ketika saya datang di area tersebut dan bermaksud makan makanan yang cukup saya suka yang bernama Cap Cay (tahu lah yaa cap cay... temennya Cap Jempol... karena rasanya enak... *ra ono hubungane). Ternyata langganan saya ada warungnya, tapi yang jaga (yang biasanya buatin Cap Cay kesukaan saya--- porsi dikit, agak pedes, kecap banyak) tidak ada di tempat. Waa... akhirnya saya alihkan ke warung lain yang menjual makanan yang sama. Pesanlah saya , "Pak Cap Cay satu...". Eh, bapaknya engga denger ternyata pemirsa. Maka dengan sabar saya ulangi lagi..."Paaak, Cap Cay satu". Akhirnya bapaknya noleh, dan tanpa menjawab langsung menyodorkan kertas dan bolpen. Yaa...saya segera proaktif (halah..) menuliskan menu di sana.... Selesaii dan saya serahkan ke bapaknya...
Lalu bapaknya bertanya.. "Cap Cay opo mas, sik berkuah opo goreng?" (tanpa ekspresi)" Saya jawab " yang berkuah aja pak, cenderung 'nyemek' ya". Lalu bapaknya menjawab " Yo nek nyemek kui Goreng mas, bukan kuah" (masih dengan tanpa ekspresi ramah). Saya jawab lagi " oh baik pak, berarti goreng ada kuahnya, intinya nyemek tadi, kecap banyak ya pak". Kemudian bapaknya menjawab " Piye ki mas, sidane berarti goreng yo kasih kuah"(tegas tapi ga nyaman didengerin). Dengan perasaan yang sudah mulai ga nyaman, saya jawab " iya pak, kecap banyak ya".
Sudah menunggu sebentar, datanglah minuman pesanan, beserta nasi...hehe.. diletakkan begitu saja... no smile.. no expression. Tak berapa lama, datanglah Cap Cay pesanan, daaan.. tanpa kecap banyak... Membuat saya akhirnya minta kecap, "minta kecap ya mas". Eh, masnya ga jawab, hanya diam saja langsung ke warungnya... tak brapa lama membawa piring besar dengan sudah ada kecap di atasnya... (kecapnya di tuang di atas piring maksudnya) terus pergi lagi...
Rasanya Cap Cay....?? standard di lidah saya.. (walaupun standar rasa saya cuma 2.. ENak dan ENak banget, hahaha...) Ya, tapi okelah... tetep saya makan sampai selesai... dan akhirnya saya bayar. Selesai membayar, dikembalikan sisa uang pembayaran saya dan masih dengan (tanpa ekspresi).
Welll...menarik sekali, saat saya membayar... saya akhirnya membuat keputusan... wiiis ga maneh2 saya ke sini...karena saya merasa tidak diperlakukan "dengan hati..."
Pertanyaannya seberapa banyak kita melibatkan hati kita saat menjalani aktivitas2 kita?? Berjumpa dengan teman, melayani pelanggan, mendengarkan teman cerita, Berbagi ilmu kepada orang, belajar di kelas...dan masih banyak lagi... bahkan ketika berjumpa denganNya saat ibadah??
mari renungkan sejenak....
Begitu sebuah pernyataan yang mungkin pernah kita dengar atau pernah kita baca dalam kehidupan sehari-hari. Pernyataan yang sangat sederhana tapi maknanya jero alias mendalam. Nah, aplikasi sederhana saya dapatkan ketika saya makan di sebuah tempat makan dia area kampus UGM.
Cerita bermula ketika saya datang di area tersebut dan bermaksud makan makanan yang cukup saya suka yang bernama Cap Cay (tahu lah yaa cap cay... temennya Cap Jempol... karena rasanya enak... *ra ono hubungane). Ternyata langganan saya ada warungnya, tapi yang jaga (yang biasanya buatin Cap Cay kesukaan saya--- porsi dikit, agak pedes, kecap banyak) tidak ada di tempat. Waa... akhirnya saya alihkan ke warung lain yang menjual makanan yang sama. Pesanlah saya , "Pak Cap Cay satu...". Eh, bapaknya engga denger ternyata pemirsa. Maka dengan sabar saya ulangi lagi..."Paaak, Cap Cay satu". Akhirnya bapaknya noleh, dan tanpa menjawab langsung menyodorkan kertas dan bolpen. Yaa...saya segera proaktif (halah..) menuliskan menu di sana.... Selesaii dan saya serahkan ke bapaknya...
Lalu bapaknya bertanya.. "Cap Cay opo mas, sik berkuah opo goreng?" (tanpa ekspresi)" Saya jawab " yang berkuah aja pak, cenderung 'nyemek' ya". Lalu bapaknya menjawab " Yo nek nyemek kui Goreng mas, bukan kuah" (masih dengan tanpa ekspresi ramah). Saya jawab lagi " oh baik pak, berarti goreng ada kuahnya, intinya nyemek tadi, kecap banyak ya pak". Kemudian bapaknya menjawab " Piye ki mas, sidane berarti goreng yo kasih kuah"(tegas tapi ga nyaman didengerin). Dengan perasaan yang sudah mulai ga nyaman, saya jawab " iya pak, kecap banyak ya".
Sudah menunggu sebentar, datanglah minuman pesanan, beserta nasi...hehe.. diletakkan begitu saja... no smile.. no expression. Tak berapa lama, datanglah Cap Cay pesanan, daaan.. tanpa kecap banyak... Membuat saya akhirnya minta kecap, "minta kecap ya mas". Eh, masnya ga jawab, hanya diam saja langsung ke warungnya... tak brapa lama membawa piring besar dengan sudah ada kecap di atasnya... (kecapnya di tuang di atas piring maksudnya) terus pergi lagi...
Rasanya Cap Cay....?? standard di lidah saya.. (walaupun standar rasa saya cuma 2.. ENak dan ENak banget, hahaha...) Ya, tapi okelah... tetep saya makan sampai selesai... dan akhirnya saya bayar. Selesai membayar, dikembalikan sisa uang pembayaran saya dan masih dengan (tanpa ekspresi).
Welll...menarik sekali, saat saya membayar... saya akhirnya membuat keputusan... wiiis ga maneh2 saya ke sini...karena saya merasa tidak diperlakukan "dengan hati..."
Pertanyaannya seberapa banyak kita melibatkan hati kita saat menjalani aktivitas2 kita?? Berjumpa dengan teman, melayani pelanggan, mendengarkan teman cerita, Berbagi ilmu kepada orang, belajar di kelas...dan masih banyak lagi... bahkan ketika berjumpa denganNya saat ibadah??
mari renungkan sejenak....
Monday, June 4, 2012
Aku Memilih Jalan ini (1)
Well... semangat pagi sodara-sodara pemirsa di seluruh pelosok tanah air yang saya cintai dan saya banggakan... sungguh bahagia hari ini saya kembali bisa menuliskan sesuatu ga pake banget di blog ini... ada banyak cerita.. ada banyak hikmah... yang ternyata selalu ada dalam setiap hari-hari kita...
Sekali lagi...kita bicara tentang pilihan... ya pilihan hidup yang akan kita jalani. Ada banyak profesi, ada banyak aktivitas yang bisa kita lakukan sehari-hari. Artinya, ada banyak pilihan yang bisa kita ambil untuk mengisi hidup ini sehingga menjadi jauh lebih bermakna.
Ada sebuah fenomena menarik yanng terjadi di sekitar kita, fenomena bahwa baru disebut bekerja kalau jadi pegawai..hehehe... ini bukan sekedar guyonan, tapi fakta. yang memang terlihat, terdengar, dan tampak nyata.
Lha kok bisa? yaa.. kalau pegawai kan aman, setiap bulan ada gaji bulanan yang pasti, besok kalau sudah sepuh dapat uang pensiun, sehingga tinggal leha-leha sambil menikmati hari tua.... waaaaaooow... hidup begiiitu indahnya... *menurut mereka yang menganut paham itu tentunya, dan saya pun saaangat merespeknya.
Hanya memang, kita perlu mendengarkan suara hati kita, mana yang merupakan profesi yang akan kita pilih dalam hidup ini. Akankan kita sekedar hidup atau kita akan menghidupi kehidupan itu sendiri.
*to be continued...
Friday, June 1, 2012
Dipandu Cahaya
Dan mentari kembali memancarkan sinarnya
Pancarkan harapan baru
Terangi alam dengan ketulusannya
Hangatkan jiwa-jiwa untuk menggeliat bergerak
Terus berjalan
Melangkah..
Bahkan berlari menuju
Sebuah asa yang terpendam
Dan aku pun terus berjalan
Jiwaku pun mengikutinya
Mengikuti panduan semesta
Mengikuti petunjuk dari Sang Maha
Untuk melangkah menuju
Sebuah kepastian tujuan
Karena ini perjalanan
Jadi aku nikmati saja
Aku jalani dengan terus bersandar
Hanya berharap diberikanNya hadiah terbaik
Untuk menopang, menguatkan perjalanan ke depan
*inspired from Fix You :)
Pancarkan harapan baru
Terangi alam dengan ketulusannya
Hangatkan jiwa-jiwa untuk menggeliat bergerak
Terus berjalan
Melangkah..
Bahkan berlari menuju
Sebuah asa yang terpendam
Dan aku pun terus berjalan
Jiwaku pun mengikutinya
Mengikuti panduan semesta
Mengikuti petunjuk dari Sang Maha
Untuk melangkah menuju
Sebuah kepastian tujuan
Karena ini perjalanan
Jadi aku nikmati saja
Aku jalani dengan terus bersandar
Hanya berharap diberikanNya hadiah terbaik
Untuk menopang, menguatkan perjalanan ke depan
*inspired from Fix You :)
Subscribe to:
Posts (Atom)